Jakarta, IDN Times - Mendengar kata Batam, air mata Yani langsung menggenang di antara dua bola mata yang hanya bisa terbuka sebagian. Perempuan 31 tahun ini beberapa kali menutup wajah dengan selendang hitam yang menjuntai menutup tangan kanannya.
"Perih," ucapnya lirih hampir tidak terdengar.
Hampir seluruh wajah Yani melepuh. Bulu mata, alis serta daun telinga habis. Wajah Yani hampir rata hanya dua bola matanya yang tersisa. Yani bahkan tidak bisa berkata-kata jika mengingat peristiwa-peristiwa menyedihkan selama lima tahun tinggal di Kota Batam, hanya lamunan yang datang.
Hampir lima menit Yani terdiam saat IDN Times bertanya kejadian yang menimpanya. Suara dentingan gelas berisi air putih pun memecah kesunyian di sebuah rumah kontrakan berukuran 4X3 meter yang berada di Kelurahan Jakasetia, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi.
"Diminum dulu mbak," ujar Roy yang merupakan kakak angkat Yani, Minggu 16 November 2020.
Sambil duduk bersila di lantai keramik putih bersama Yani dan IDN Times, Roy mengungkapkan bahwa Yani masih trauma dengan apa yang menimpanya selama di Batam.
"Sabar aja ya, dia kalau sama orang baru begini, ya kalau ditanya juga harus pelan-pelan, sama saya saja juga belum terbuka semua," ujar Roy sambil memainkan smartphone di tangan kanannya.