Jakarta, IDN Times - Koordinator Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia, Kaharuddin mengklarifikasi soal pernyataannya di program Hotroom pada 14 April 2022 lalu. Kaharuddin mengaku keliru berbicara saat menyebut di era Orde Baru, warga lebih memiliki kebebasan untuk menyampaikan pendapat dan sejahtera.
Pernyataan Kaharuddin itu langsung dikoreksi oleh politikus PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu. "Di zaman orde baru itu justru tidak ada kebebasan, kalau pun ada kesejahteraan, itu sifatnya semu. Jadi, teman-teman mahasiswa harus objektif menilainya. Karena kebebasan tidak ada di orde baru, maka kami pada periode 1997-1998 menentang itu dan memperjuangkan adanya demokrasi," ungkap Masinton di program tersebut yang tayang di stasiun Metro TV.
Pernyataan Kaharuddin itu kemudian dicuplik dan viral di media sosial. Kata BEM SI pun sempat menjadi trending di media sosial pada akhir pekan lalu.
Kaharuddin pun memberikan klarifikasinya melalui media sosial. "Koreksi dari Ketua BEM SI: orde baru kita bisa mendapatkan kesejahteraan, tapi tanpa kebebasan dan keadilan. Orde lama, kita relatif mendapatkan kebebasan tetapi kurang mendapatkan kesejahteraan. Reformasi harusnya menjadi sintesa dari orde lama dan orde baru," demikian cuit Kaharuddin di akun Twitternya pada Minggu, 17 April 2022 lalu.
Kondisi ideal yang diharapkan di era reformasi yakni mendapatkan kesejahteraan dan kebebasan. "Karena itu lah semangat dari reformasi," tutur dia lagi.
Kekeliruan pernyataan mahasiswa itu menuai pembelaan dari politikus senior Fahri Hamzah. Apa kata Fahri?