BOGOR, IDN Times – Indonesia memasuki era baru dalam upaya mitigasi perubahan iklim dengan memanfaatkan mekanisme ekonomi karbon. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) telah merampungkan serangkaian kerja sama internasional yang krusial, membuka jalan bagi proyek-proyek penurunan emisi nasional untuk diakui dan diperdagangkan di pasar global.
Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon KLHK, Ary Sudjianto, menyebut langkah ini sebagai upaya unlocking ekonomi karbon Indonesia.
“Selama tujuh bulan terakhir kami melakukan unlocking ekonomi karbon. Langkah ini memastikan proyek mitigasi perubahan iklim di Indonesia dapat berjalan dengan pengakuan internasional. Yang penting sekarang adalah jalannya dulu,” kata Ary di Sentul, Bogor, Jumat (10/10/2025).
KLHK telah menjalin kerja sama pengakuan bersama (Mutual Recognition Agreement atau MRA) dengan lima skema sertifikasi karbon terbesar di dunia. Ini bertujuan menjamin bahwa kredit karbon yang dihasilkan proyek-proyek di Indonesia diakui secara global.
Lima kerja sama itu yakni Gold Standard, kuat di proyek tech-based (energi terbarukan, efisiensi), Plan Vivo, spesialis di proyek natural-based berskala kecil, seperti petani hutan. Verra, skema terbesar yang mencakup hampir 90 persen proyek global, baik tech-based maupun natural-based, GC (Global Carbon Council), Letter of Intent dengan PuroEarth kuat di biotech (biomassa).
"Dengan lima kerja sama ini, kita sudah mencakup sekitar 90 persen kebutuhan untuk proyek-proyek karbon, jadi sudah bisa jalan," ujar Ary.