Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi macan tutul (pexels.com/satya deep)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI akan mellakukan survei Java Wide Leopard Survey (JWLS) pada spesies macan tutul Jawa (panthera pardus melas). Survei ini dilakukan dengan menggunakan bantuan teknologi kamera pengintai (camera trap), Selasa (27/2/2024). 

Pemanfaatan teknologi camera trap ditujukan untuk memantau status populasi macan tutul jawa pada seluruh habitar satwa liar yang ada di Pulau Jawa. Sebanyak 600 unit kamera pengintai akan membantu tim gabungan survei di lapangan secara bergantian.

Teknologi camera trap ini adalah yang terbesar pertama di Indonesia. Hal ini dinilai berdasarkan segi cakupan wilayah, pendanaan, dan pihak-pihak yang terlibat.

1. Survei JWLS gunakan teknologi camera trap

Ilustrasi survei (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Survei ini akan dilakukan di lebih dari 1.160 stasiun pengamatan di 21 bentang alam yang meliputi: 10 taman nasional, 24 suaka alam, dan 55 kawasan hutan.

Total luas wilayah survei itu mencapai 9.825.523.083 ha. Dengan bantuan teknologi camera trap tersebut, 550 sampel kotoran macan tutul akan masuk sebagai sampel dalam survei. 

“JWLS ini merupakan survei satwa liar skala nasional kedua terbesar di Indonesia setelah survei harimau sumatra se-Sumatra atau Sumatra-Wide Tiger Survey (SWTS) yang telah selesai dilaksannakan oleh KLHK bersama mitra kerjanya pada tahun 2023 yang lalu,” kata Direktur Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Prof. Satyawan Pudyatmoko, dikutip oleh IDN Times Rabu (28/2/2024). 

2. Program JWLS untuk meningkatkan konservasi satwa liar

Editorial Team

Tonton lebih seru di