Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar alias Cak Imin saat mengunjungi pemudik di Pool Damri Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (27/4/2022). (IDNTimes/Melani Putri)
Menurut Jamiluddin, ada dua pertimbangan utama mengapa koalisi ini bakal sulit bertahan hingga 2024. Pertama, berkaitan dengan ideologi kedua partai yang berseberangan.
Meskipun berlandaskan Islam, baik PKS dan PKB sejatinya memiliki ideologi keislaman yang berbeda. PKB sejauh ini merupakan partai politik poros keislaman yang kental dengan budaya kaum Nahdlatul Ulama (NU). Sementara PKS, cenderung puritan.
“PKB dan PKS selama ini dinilai kerap berseberangan. Ideologi perjuangan kedua partai tampaknya kurang sejalan,” ucap Jamiluddin.
Jamiluddin juga menyinggung, keduanya memang sempat satu koalisi di era Susilo Bambang Yudhyono (SBY). Namun kala itu, koalisi dibentuk di bawah gagasan Partai Demokrat, bukan diprakarsai PKB maupun PKS.
“Dengan begitu, tampaknya sulit bagi kedua partai untuk menyatukan visi dan misi dalam mengusung presiden. Kedua partai akan terjebak pada ideologi perjuangan masing-masing,” tuturnya.