Jakarta, IDN Times - Seorang ibu rumah tangga bernama Asnita mengaku hampir setiap hari ia membuat makanan untuk anaknya. Dia sering memasak banyak makanan, padahal di rumah hanya ada dia dan satu anaknya.
"Kalau masak dikit tahunya kurang, ya capek masak lagi," ucap warga Bogor, Jawa Barat, itu kepada IDN Times, baru-baru ini.
Tapi terkadang, anak Asnita tidak makan di rumah sebelum pergi bekerja. Meski begitu, dia tetap rutin membuat makanan untuk sang anak. Alhasil, terkadang makanan yang ia masak tidak sampai habis.
"Ya kalau gak habis, dibuang. Kan basi," ujar dia.
Bila tidak memasak, Asnita biasa membeli lauk pauk saja, dan cukup banyak membeli lauk pauknya.
"Dari pada bolak-balik, mending belinya agak banyak. Kalau beli sayur di warteg atau nasi padang tahunya kurang, masa balik lagi beli," ujar dia.
Seorang warga lainnya, Victor yang belum lama menikah juga bercerita pada saat pesta resepsi pernikahannya keluarga memasak banyak makanan untuk tamu undangan. Tapi dari acara pernikahannya itu, makanan yang dibuatnya tidak habis.
"Iya gak habis makanan. Makanan yang gak habis itu dibuang ke tempat sampah. (Makanan sisa itu) dikumpulin di plastik sampah hitam gede, terus nanti diangkut sama petugas sampah," ucap dia.
Victor kini tinggal bersama istri dan mertuanya di Jakarta Timur. Sama seperti Asnita, ia terkadang membuang makanan yang dimasak sang istri atau mertuanya lantaran tidak habis dimakan.
"Gak habis. Ya kadang sudah masak buat pagi sama malam, tahunya pas pulang kerja pengin makan ini, beli dah. Ya makanan di rumah buat malam jadi sisa karena gak kemakan. (Iya) dibuang kan basi," ujar Victor.