Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Aksi Kamisan ke-806 dengan tema Adili Jokowi dan Jenderal Pelanggar HAM di depan Istana Presiden RI, Jakarta Pusat. (IDN Times/Lia Hutasoit)
Aksi Kamisan ke-806 dengan tema Adili Jokowi dan Jenderal Pelanggar HAM di depan Istana Presiden RI, Jakarta Pusat. (IDN Times/Lia Hutasoit)

Jakarta, IDN Times - Komentar dari fotografer senior Darwis Triadi terkait aksi Kamisan mendadak jadi sorotan.

Senior Street Fotografer Erik Prasetya menanggapi komentar tersebut. Menurut dia apa yang dikomentari Darwis soal aksi Kamisan mencerminkan sikap ignorant dan arogan. Padahal menurutnya aksi Kamisan punya makna mendalam sebagai perjuangan kemanusiaan.

"Karena itu, jika ada fotografer yang mengatakan bahwa aksi kamisan ini tidak berharga dengan kata-kata "wes toh Pemilu Wes rampung Bu, tunggu KPU quick count juga sudah ada, terimo karo karo lapang dada" itu adalah komentar fotografer, yang pertama ignorant itu bukan dungu tapi lebih buruk lagi, dia bodoh karena sombong dan tak mau mendengar lebih dulu, apa gejala yang sedang ia komentari," kata dia di aksi Aksi Kamisan ke-806 di depan Istana Presiden RI, Jakarta Pusat, Kamis (22/2/2024).

1. Komentar Darwis dihapus

Aksi Kamisan ke-806 dengan tema Adili Jokowi dan Jenderal Pelanggar HAM di depan Istana Presiden RI, Jakarta Pusat. (IDN Times/Lia Hutasoit)

Perlu diketahui Darwis memberikan komentar dari akun Instagram pribadinya. Dia berkomentar pada aksi kamisan dan potret Maria Katarina Sumarsih, Ibu dari korban tragedi Semanggi. Foto-foto itu diunggah dari akun Instagram @hariankompas dan dikomentari Darwis.

"Wes tooo. Pemil wes rampung bu. Tinggal nunggu KPU. Quick count juga sdh ada, trimo karo lapang dodo, ora usah gawe ribut, or gelem dikongkon ngene, pun kundur mawon," tulisnya dan kini komentar itu sudah dihapus.

2. Komentar yang berpihak pada penguasa

Senior Street Fotografer Erik Prasetya di Aksi Kamisan ke-806 depan Istana Presiden RI, Jakarta Pusat, Kamis (22/2/2024). (IDN Times/Lia Hutasoit)

Erik juga mengatakan, komentar tersebut mencerminkan sikap berpihak kepada penguasa dan tak punya rasa kemanusiaan yang adil dan beradab.

"Kita tahu arti aksi kamisan tidak berhubungan dengan pemilu, sejak reformasi Pemilu Sudah berapa kali? lima kali pemilu presiden enam kali legislatif. Aksi kamisan Sudah berapa kali? 806 kali," kata dia.

3. Aksi kamisan panggilan pada fotografer muda

Aksi Kamisan ke-806 dengan tema Adili Jokowi dan Jenderal Pelanggar HAM di depan Istana Presiden RI, Jakarta Pusat. (IDN Times/Lia Hutasoit)

Melihat hal yang sedang dikomentari, menurut dia saat ini masyarakat menyaksikan seseorang yang tidak hanya ignorant dan arogan, tetapi juga kurang peka terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

Terlebih lagi, sikap tersebut tidak sejalan dengan sila kedua Pancasila, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab.

Oleh karena itu, kata Erik, aksi Kamisan ini adalah panggilan kepada para fotografer, terutama yang muda.

"Karena itu saya mau mengajak para fotografer terutama yang muda untuk menunjukkan bahwa generasi muda punya kepedulian kemanusiaan dan tidak abai pada sejarah," ujarnya.

Editorial Team