Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi IX DPR Charles Honoris mendesak pemerintah pusat untuk kembali menarik rem darurat usai terjadi lonjakan kasus COVID-19. Lonjakan kasus harian terjadi usai libur Idul Fitri 2021.
Pada Lebaran Mei lalu, sebanyak 1,5 juta orang tetap kembali ke kampung halaman meski sudah dilarang. Usai Lebaran, kenaikan kasus COVID-19signifikan dan sorotan dimulai di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Bupati Kudus Hartopo mengakui, peningkatan kasus harian COVID-19 mencapai 30 kali lipat. Sementara, data yang dimiliki oleh Satgas Penanganan COVID-19 pada pekan lalu, jumlah kematian di Kudus sudah mencapai 659 orang.
Namun, lonjakan kasus juga terjadi di ibu kota. Juru bicara penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan, dalam kurun waktu 10 hari terakhir peningkatan kasus harian COVID-19 meroket hingga 302 persen.
"Di mana pada 1 Juni lalu, kasus hariannya hanya 519 dan di tanggal 10 Juni kemarin, kasus hariannya mencapai 2.091 kasus," ungkap Wiku ketika memberikan keterangan pers pada 11 Juni 2021 lalu dan disiarkan melalui saluran YouTube.
Menurut Charles, ini merupakan momen yang tepat bagi pemerintah untuk kembali menarik rem darurat. Penarikan rem bisa berupa pembatasan sosial atau kebijakan lainnya.
"Yang jelas dengan kondisi penularan seperti ini, kita tidak bisa membiarkan masyarakat berkegiatan tanpa batas," ungkap Charles ketika dihubungi IDN Times, Senin (14/6/2021).
Apakah langkah itu akan efektif mencegah melonjaknya COVID-19 di Tanah Air? Apa strategi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatasi lonjakan kasus corona ini?