Komnas HAM Buka Suara soal Tuduhan Tutupi Petunjuk Kematian Brigadir J

Jakarta, IDN Times - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), M. Choirul Anam, membantah narasi potongan video yang menuding pihaknya sengaja menutupi informasi soal kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Tuduhan itu berkembang melalui potongan video berdurasi 44 detik yang disebarluaskan di media sosial.
Video yang diunggah akun anonim @kr1t1kp3d45 itu diwarnai dengan tulisan "momen komisioner Komnas HAM melipat kertas untuk menutupi sesuatu." Video itu menggambarkan ketika Anam menggelar jumpa pers pada 27 Juli 2022, dan menjelaskan metode cell dump. Metode itu digunakan untuk mengetahui informasi ponsel milik siapa saja yang berada di tempat kejadian perkara (TKP) pada 8 Juli 2022.
Ketika menunjukkan kertas karton ke media, Anam terlihat menutup sebagian sisi sebelah kanan kertas. Dia tak membantah ia memang menutup sebagian kertas karton ketika itu, namun ia melakukan itu agar informasi berupa nomor telepon di kertas tersebut tak tersebar ke publik.
"Barang tersebut tidak kita buka secara keseluruhan karena untuk kepentingan tahapan-tahapan pendalaman, itu poin pertama. Poin kedua, agar di jejaring itu ada sejumlah nomor telepon. Agar nomor telepon itu, khususnya yang di sana terdapat nomor telepon anggota keluarga, tidak terpublikasi," ungkap Anam seperti dikutip dari kanal YouTube Komnas HAM, Sabtu (30/7/2022).
Anam pun mengaku setuju dengan pernyataan kuasa hukum keluarga Brigadir J, Johnson Panjaitan bahwa klien mereka juga perlu dilindungi. "Kami tutup itu kemarin karena salah satunya ada nomor-nomor itu (punya keluarga Brigadir J). Jadi, jangan sampai itu terpublikasi," tutur dia.
Lalu, apa agenda pemeriksaan Komnas HAM yang bakal digelar pekan depan?
1. Komnas HAM bakal panggil tim Siber dan Labfor Polri lagi, dalami CCTV rusak di rumah dinas Ferdy Sambo
Anam menjelaskan selama Jumat hingga Minggu, Komnas HAM tak melakukan pemanggilan terkait kematian Brigadir J. Terakhir, Komnas HAM memanggil tim Siber Bareskrim dan Puslabfor Polri. Komnas HAM ditunjukkan lebih dari 20 rekaman CCTV yang mencakup 27 titik sepanjang Magelang menuju ke kompleks kediaman Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, dan Kramat Jati.
Sebelumnya, Komnas HAM sudah memanggil dokter forensik yang melakukan autopsi pertama terhadap jenazah Brigadir J di RS Polri Kramat Jati dan tujuh ajudan Ferdy Sambo.
Anam mengatakan pada pekan depan, Komnas HAM bakal kembali memanggil tim Siber Bareskrim dan Puslabfor Polri. Sebab, pemeriksaan yang dilakukan pada 28 Juli 2022 belum selesai.
"Minggu depan, kami ada agenda pemeriksaan dan permintaan keterangan lagi. Yang pasti terhadap tim Siber dan Digital Forensik yang belum selesai. Berikutnya, penambahan keterangan dari ADC (ajudan) yang belum datang karena berada di luar kota," kata dia.
Komnas HAM juga bakal memeriksa individu yang tinggal di sekitar rumah dinas Ferdy Sambo. "Kami juga akan mengecek soal balistik, DNA, dan soal-soal yang diperlukan untuk membuat terangnya peristiwa ini," kata Anam.
2. Komnas HAM sebut Brigadir J masih hidup saat tiba di rumah Ferdy Sambo di Duren Tiga
Sebelumnya, saat memberikan keterangan pers, Anam mengatakan, Komnas HAM sudah memeriksa lebih dari 20 video dari kamera CCTV yang dibawa tim Siber dan Puslabfor Polri. Rekaman CCTV itu mencakup 27 titik yang menggambarkan situasi dari Magelang hingga kompleks Polri. Selain itu, Komnas HAM juga memeriksa rekaman CCTV yang menunjukkan situasi di Kramat Jati.
Namun, rekaman CCTV di dalam rumah dinas Ferdy Sambo tidak ada karena kameranya rusak. Dalam potongan video CCTV itu, terlihat Brigadir J masih hidup ketika tiba di kompleks perumahan Polri di Duren Tiga.
"Di area Duren Tiga, video memperlihatkan ada Irjen Sambo, ada rombongan. Irjen Sambo masuk duluan. Di situ terlihat ada Bu Putri (istri Sambo), ada Joshua. Almarhum Josua masih hidup ketika sampai di Duren Tiga," ujar Anam ketika memberikan keterangan pers, Rabu 27 Juli 2022.
"Lalu, ada pula rombongan lain. Mereka juga dalam kondisi hidup dan sehat, tidak kurang dari satu apapun," katanya.
Pernyataan Anam ini seolah ingin menggugurkan dugaan kuasa hukum keluarga Brigadir J yang menyebut adanya aksi penyiksaan yang berlangsung terhadap personel Polri berusia 27 tahun itu dari Magelang hingga ke Jakarta.
Di sisi lain, Komnas HAM juga bakal mendalami kerusakan CCTV di rumah dinas Ferdy Sambo ketika Brigadir J tewas. Anam menyebut, bakal meminta keterangan tim Siber dan Labor Polri terkait kerusakan kamera CCTV.
"Kenapa kok (CCTV) rusak? Sejak kapan rusak? Itu pasti kami tanya," tutur dia.
3. Bharada Richard Eliezer mengaku tembak Brigadir J
Sementara, Komisioner Komnas HAM lainnya, Beka Ulung Hapsara, mengatakan dalam pemeriksaan yang berlangsung pada Selasa 26 Juli 2022, ajudan Ferdy Sambo, Bhayangkara Dua Richard Eliezer atau Bharada E, mengaku menembak Brigadir J di rumah dinas Sambo pada 8 Juli 2022. Pengakuan itu disampaikan ketika Bharada E diperiksa secara terpisah dengan enam ajudan Sambo lainnya.
"Dia bilang karena ini situasinya begitu cepat dan dia refleks, lalu hanya berpikir merespons tindakan Brigadir Joshua. Tapi, sekali lagi ini baru pengakuan dari Bharada E," ungkap Beka kepada IDN Times melalui pesan pendek, 29 Juli 2022.
Tim Komnas HAM, kata Beka, masih perlu mencocokan dan meng-crosscheck pengakuan Bharada E itu dengan ajudan Ferdy Sambo lainnya. "Ini kan masih kami analisa (pengakuan para ajudan Ferdy Sambo)," katanya.
Lebih lanjut, hingga saat ini, tim Komnas HAM belum meminta keterangan dari Kadiv Propam nonaktif Irjen (Pol) Ferdy Sambo dan istrinya, P.