Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi PTM (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Jakarta, IDN Times - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti melakukan survei singkat soal persepsi orang tua tentang Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di tengah melonjaknya kasus COVID-19 varian Omicron di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.

Total ada 1.209 responden dari tiga wilayah tersebut yang mengisi survei secara daring sejak 4-6 Februari 2022. Hasilnya 61 persen orang tua menyetujui kebijakan PTM 100 persen meski kasus Omicron terus meningkat. Artinya ada 39 persen orang tua khawatir anaknya mengikuti PTM dan tak setuju dengan kebijakan PTM.

Usulan PTM dihentikan jika ditotal dari survei ini mencapai 25 persen, yakni terdiri dari penghentian PTM hingga 14 hari usai libur Idul Fitri (4 persen), sampai Maret 2022 (11 persen) dan sampai tahun ajaran baru (10 persen).

“Meskipun jumlah yang tidak menyetujui lebih kecil dari yang menyetujui kebijakan PTM 100 persen, namun Pemerintah tak boleh mengabaikan suara mereka. Kelompok ini yang harus difasilitasi izin orang tua untuk anaknya mengikuti PTM di semua level PPKM,” kata Retno, Selasa (8/2/2022).

1. Anak jadi banyak main game saat PJJ, orang tua minta PTM saja

Ilustrasi pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah dasar. (ANTARA FOTO/Fransisco Carolio)

Ada beberapa alasan orang tua peserta didik yang setuju dengan anaknya PTM tetap berlanjut, pertama sudah terlalu lama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), sehingga mengalami penurunan efektivitas pembelajaran 50 persen, anak-anak sudah jenuh PJJ dan malah sibuk dengan gadgetnya untuk memainkan game online ataupun media sosial sebanyak 28 persen.

Kemudian jika prokes ketat, maka penularan COVID-19 bisa diminimalisir 15 persen, alasan lainnya adalah orang tua yang bekerja 3 persen.

“Data tersebut menunjukkan bahwa alasan  para orang tua yang menyetujui PTM 100 persen meskipun kasus COVID-19 sedang meningkat adalah mengkhawatirkan “learning loss” pada anak-anak mereka, karena mereka menilai PJJ kurang efektif sehingga anak-anak mereka menemui kesulitan memahami materi selama proses pembelajaran,” ungkap Retno. 

2. Orang tua tak setuju PTM di tengah Omicron karena khawatir akan keganasan varian ini

Editorial Team

Tonton lebih seru di