Jakarta, IDN Times - Pemerintah Provinsi Papua mengaku khawatir mereka tidak bisa bekerja secara leluasa usai menjadi target Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada akhir pekan lalu. Hal itu bermula, dari kegiatan mereka yang tengah rapat di Hotel Borobudur pada Sabtu (2/2) ikut dipantau oleh penyelidik Komisi Pemberantas Korupsi (KPK).
Di hotel bintang lima itu sempat digelar rapat review Kementerian Dalam Negeri terhadap Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Papua pada tahun 2019. Peserta rapat antara lain anggota DPR Papua, Gubernur Lukas Enembe dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) provinsi itu.
"Tindakan ini menunjukkan ketidak percayaan KPK terhadap kemampuan dan hati orang Papua untuk berusaha taat asas dan komitmen atas upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi di NKRI," ujar Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi Papua, Gilbert Yakwar pada Senin (4/2) melalui keterangan tertulis.
Dengan adanya tindakan memata-matai yang dilakukan oleh petugas KPK, kata dia, justru menimbulkan rasa takut untuk menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan.
"Karena aparatur negara pasti akan dihantui rasa takut akan ditangkap sewaktu-waktu," kata Gilbert lagi.
Benar kah begitu, bahwa penyidik KPK segera menangkap pejabat Pemprov Papua?