Jakarta, IDN Times - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak menyarankan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri untuk membuat laporan resmi mengenai dugaan adanya intimidasi yang dilakukan oleh prajurit TNI AD kepada masyarakat. Maruli menjamin bila ada laporan yang masuk maka akan langsung ditindaklanjuti. Dengan adanya laporan dan bukti bisa jadi dasar penanganan suatu kasus.
"Jadi, kalau sekarang penyampaiannya intimidasi, kami juga gak tahu di mana (dilakukan). Sulit juga kan. Kalau memang mau resmi, bisa dilaporkan atau disampaikan. Nanti, akan kami coba tindak lanjuti," ujar Jenderal Maruli di Balai Kartini, dikutip dari kantor berita ANTARA pada Senin (5/2/2024).
"Kalau ada bukti suara, foto, atau saksi, atau apa segala macam ya mudah-mudahan kami bisa cepat (proses). Ada dasarnya memanggil orang," kata dia lagi.
Ia kemudian mencontohkan sikap cepat dan sigap TNI yang merespons adanya aduan dari masyarakat soal dugaan keterlibatan Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Papua Barat dalam upaya pemenangan capres tertentu di wilayah Papua Barat dalam Pemilu 2024. Ketika itu, Kabinda Papua masih dijabat oleh Tahan Sopian Parulian (TSP) Silaban. Lantaran terlibat, TSP Silaban pun dicopot dari posisi tersebut.
Ia terbukti ikut meneken dokumen pakta integritas bersama Pj Bupati Sorong dan memihak salah satu paslon. Setelah dokumen pakta integritas tersebut viral, TNI AD langsung memanggil TSP Silaban.
"Ya, kan waktu itu di Sorong, itu ternyata anggota TNI yang sedang ada kegiatan di instansi lain. Langsung kami tarik dan kami tanya-tanya bagaimana sebetulnya kejadian tersebut. Lagi dalam proses," tutur mantan Pangkostrad tersebut.