Jakarta, IDN Times - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman memastikan personel TNI dan Polri akan diterjunkan untuk membubarkan aksi reuni 212. Acara reuni oleh Perkumpulan Alumni (PA) 212 bakal tetap digelar pada Kamis, 2 Desember 2021. Namun, acara yang semula digelar di area Patung Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, kemudian digeser ke Masjid Az Zikra Sentul, Bogor.
Menurut Dudung, aksi reuni itu dinilai berpotensi memicu terjadinya kericuhan di masyarakat. Ia mengatakan TNI dan Polri tidak akan takut terhadap aksi reuni yang digelar organisasi yang memiliki kaitan dengan Rizieq Shihab.
"Oh, turunlah TNI dan dengan polisi. Polisi bila membutuhkan bantuan (TNI) pasti akan kami bantu. Lagi pula, kami selama ini sudah berkolaborasi, karena kan tujuannya untuk mengamankan rakyat. Kenapa kita harus takut dengan itu," ujar Dudung ketika berbicara di program siniar Deddy Corbuzier dan tayang di YouTube pada Selasa, 30 November 2021.
Selama ini, Dudung kerap dikaitkan sebagai simbol perlawanan terhadap organisasi massa yang sudah dilarang pemerintah, Front Pembela Islam (FPI). Bahkan, ketika masih menjabat sebagai Pangdam Jaya, Dudung memerintahkan anggotanya untuk mencopot baliho milik FPI dan bergambar Rizieq. Peristiwa itu terjadi pada November 2020.
Dudung bertambah geram ketika memperoleh laporan kantor Satpol PP di daerah Jakarta Utara didatangi personel FPI pada pukul 23.00 WIB. Anggota FPI itu disebut Dudung datang sambil membawa parang dan meminta agar petugas Satpol PP kembali memasang baliho Rizieq.
"Kan gendeng (kelakuan) kayak begitu. Tambah jadi (kesal)," tutur dia.
Namun, aksi Dudung yang memerintahkan anggota TNI AD mencopot baliho Rizieq dan FPI dinilai tidak tepat. Sebab, itu menyalahi tugas sebagai prajurit TNI. Apa komentar Dudung ketika aksinya dikritik oleh sebagian pihak?