Jakarta, IDN Times - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menegaskan, TNI tetap bersikap netral jelang Pemilu 2024. Peristiwa penganiayaan oleh para prajurit Yonif Raider 408 Boyolali tidak ada sangkut pautnya dengan peristiwa Pemilu 2024. Meskipun tujuh korban pengendara motor adalah relawan Ganjar-Mahfud.
"Tidak ada sangkut-pautnya dengan yang lain (netralitas TNI). Ini murni karena anggota saya masih muda jadi meresponsnya begitu. Tapi, dilihat perkembangannya sekarang, kok larinya ke mana-mana. Makanya saya berterima kasih bisa hadir di (program) Rosi untuk mengklarifikasi hal itu," ujar Maruli ketika diwawancarai secara eksklusif di program 'Rosi' dan tayang di YouTube Kompas TV, Jumat (5/1/2024).
Ia menambahkan, bukti TNI AD masih menjaga netralitas jelang pemilu yakni KSAD Maruli merespons peristiwa penganiayaan itu dengan cepat. Oleh sebab itu, ia meminta masyarakat agar bisa melihat peristiwa tanggal 30 Desember 2023 lalu secara utuh.
"Jangan menganalisa kejadian berdasarkan video pendek dan sudah langsung menarik kesimpulan," kata pria yang dulu menjabat Pangkostrad tersebut.
Ia mengatakan, tujuh pengendara motor sudah memutari area di depan markas Kompi B Yonif Raider 408 delapan kali. Para prajurit muda TNI itu juga sudah mengingatkan agar tak memakai knalpot brong karena sangat berisik.
"Jadi, ada aksi ada reaksi. Tapi, ini malah liar kesimpulannya. Jangan disangkutpautkan ke mana-mana. Sebaiknya semua pihak saling evaluasi, bukan kami saja," katanya mengimbau.