Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Maruli Simanjuntak ketika berada di gedung DPR. (IDN Times/Santi Dewi)
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Maruli Simanjuntak ketika berada di gedung DPR. (IDN Times/Santi Dewi)

Intinya sih...

  • Diduga dua prajurit Kopassus terlibat karena motif ekonomi Keterlibatan dua prajurit Kopassus dalam kasus pembunuhan ini disinyalir karena dipicu motif ekonomi. Mereka meninggalkan satuan dan melakukan perbuatan tersebut secara personal.

  • Jadi evaluasi bagi TNI AD Kasus keterlibatan prajurit ini menjadi bahan evaluasi bagi TNI AD untuk berbenah. Setiap prajurit harus bisa mengendalikan diri dari pengaruh lingkungan agar tidak terlibat dalam kegiatan ilegal.

  • TNI AD tak pernah melindungi dan mentolerir pelanggaran Wahyu memastikan bahwa TNI AD tidak akan melindungi ataupun mentolerir kegiatan ilegal yang dilakukan para prajurit, dan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, memastikan TNI AD tidak akan melindungi dua prajurit Kopassus yang jadi pelaku pembunuh Kepala Cabang Pembantu (KCP) BRI, Mohamad Ilham Pradipta (37). Hal tersebut sesuai dengan arahan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Maruli Simanjuntak agar pelaku diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

"Arahan dari Pimpinan Angkatan Darat jelas, diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Karena TNI Angkatan Darat tidak pernah melindungi ataupun tidak akan pernah menutupi suatu tindakan dari prajurit yang melawan hukum, yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. kegiatan kegiatan ilegal dan sejenis. Itu jelas," kata Wahyu saat ditemui awak media di Markas Besar TNI AD (Mabesad), Jakarta Pusat, Kamis (18/9/2025).

1. Diduga dua prajurit Kopassus terlibat karena motif ekonomi

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen Wahyu Yudhayana saat ditemui di Mabesad, Jakarta (18/9/2025) (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Keterlibatan dua prajurit Kopassus dalam kasus pembunuhan ini disinyalir karena dipicu motif ekonomi. Wahyu menyebutkan, dua prajurit Kopassus ini memang sedang ada permasalahan dan meninggalkan satuan. Sehingga yang dilakukan para pelaku ini murni karena kehendak pribadi.

"Tentu saat dia melaksanakan perbuatannya yang berkaitan dengan permasalahan kemarin itu itu tidak dalam kontrol pengendalian dari satuan, itu melaksanakan kegiatan secara personal," jelasnya.

2. Jadi evaluasi bagi TNI AD

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen Wahyu Yudhayana saat ditemui di Mabesad, Jakarta (18/9/2025) (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Ia menegaskan, kasus keterlibatan prajurit ini menjadi bahan evaluasi bagi TNI AD untuk berbenah. Salah satu yang perlu dibenahi ialah setiap prajurit harus bisa mengendalikan diri dari pengaruh lingkungan.

Karena berkaca dari kasus pembunuhan Kacab bank tersebut, keterlibatan dua prajurit Kopassus karena dipengaruhi lingkungan. Mereka diajak dan ditawari dengan suatu kondisi tertentu.

"Sehingga itu yang menjadi bahan evaluasi kepada seluruh jajaran TNI AD bahwa saat melaksanakan kegiatan di lingkungan harus betul-betul memiliki pengendalian diri yang baik sehingga betul-betul bisa memisahkan mana suatu kegiatan yang bersama lingkungannya itu yang positif, mana yang berisiko baik untuk personal maupun satuan," ucap Wahyu.

3. TNI AD tak pernah melindungi dan mentolerir pelanggaran

ilustrasi TNI AD (ANTARA FOTO/Fauzan)

Lebih lanjut, Wahyu memastikan, TNI AD tidak pernah mentolerir adanya pelanggaran yang dilakukan para prajurit. Setiap prajurit yang melanggar tentu akan diberikan sanksi dan tidak ada perlindungan khusus.

"Itu yang selalu kami ingatkan sebagai contoh. Dan dari situ yang menjadi penekanan bahwa kita TNI AD tidak pernah melindungi, mentolerir kegiatan-kegiatan seperti itu sehingga semua jajaran kita perlihatkan begini risikonya seperti ini, proses hukum yang dijalani seperti ini, dan setiap prajurit harus bisa melihat itu dan nantinya itu menjadi contoh berarti tidak boleh mengikuti itu. Karena ada hal tertentu kondisi tertentu yang terjadi, risikonya kepada institusi," imbuh dia.

Editorial Team