Jakarta, IDN Times - Kapal penjaga perbatasan China yang diyakini terbesar di dunia, terlihat wara-wiri di area Laut Natuna Utara sejak 30 Desember 2022 lalu. Kapal coast guard milik Negeri Tirai Bambu itu bukan sekedar kapal biasa, melainkan kapal yang terbesar di dunia atau dijuluki 'The Monster.'
Alhasil, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengirimkan sejumlah alutsista. Mulai dari kapal perang, pesawat pemantau udara dan drone untuk memantau situasi di perairan Laut Natuna Utara. Meski tak diakui, tetapi China bersikukuh mengklaim area di perairan tersebut bagian dari pemancingan tradisionalnya.
Ali menyebut berdasarkan hasil pemantauannya, kapal coast guard China tidak melakukan aktivitas yang mencurigakan. "Namun, tetap kami monitor karena mereka berada di area Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia beberapa waktu lamanya," ungkap Ali kepada media di KRI Banda Aceh-593, Senin (16/1/2023).
Meski demikian, Ali menyebut, kapal asing sesungguhnya boleh berlalu lalang di ZEE Laut Natuna Utara. Hal tersebut sesuai dengan hukum laut internasional. Di sisi lain, Indonesia berdaulat terhadap penggunaan sumber daya alam yang terbenam di ZEE tersebut.
"Banyak yang salah paham terkait dengan ZEE dan landas kontinen. Di mana di sana, kita hanya memiliki hak berdaulat," ujar mantan Pangkogabwilhan I itu.
Lalu, apa langkah pencegahan yang disiapkan oleh TNI AL agar tidak ada pencurian sumber daya alam di wilayah ZEE tersebut?