Pada Jumat sore, sebuah helikopter berjenis Bell 205/HA-5073 jatuh dan menimpa sebuah rumah di Dusun Kowang, Tamanmartani, Kalasan, Sleman, sekitar pukul 15.20 WIB. Beruntung rumah yang tertimpa dalam keadaan kosong, tapi anggota yang patroli keamanan menjadi korban.
Komandan Lanud Adisutjipto Yogyakarta, Marsekal Pertama Imran Baidirus mengatakan kalau helikopter hilang kontak 15 menit setelah terbang dari Solo. Beberapa menit kemudian, jajaran intelijen Lanud dapat informasi kalau helikopter TNI AD jatuh menimpa rumah warga.
Sebelum jatuh, warga mengaku bahwa helikopter oleng dengan kondisi baling-baling yang berhenti berputar dan mengeluarkan asap. Enam orang yang ada dalam helikopter adalah lima anggota TNI dan satu warga sipil. Namun, dua anggota dan satu warga sipil meninggal, sementara tiga lainnya luka berat serta kritis sedang dirawat di RS Bhayangkara.
Warga sipil yang meninggal adalah calon istri dari salah satu anggota TNI, Serda Rahmad, yang bernama Fransisca Nila Agustin (23). Serda Rahmad sendiri adalah korban yang mengalami luka berat. Namun, banyak yang mempertanyakan kenapa ada warga sipil dalam helikopter tentara. Masalah tersebut pun diklarifikasi Kadispenad TNI Brigjen M Sabrar Fadhilah.
Sabrar pun mengatakan sepanjang mengikuti peraturan dan tidak macam-macam, warga sipil berada dalam helikopter tidak ada masalah. Selain itu, harus ada juga persetujuan dari anggota sendiri sebelum menaiki helikopter.
Sampai saat ini, tiga korban masih dalam perawatan intensif di rumah sakit. Sementara itu, acara di Gedung Agung diisi dengan berbagai musik untuk menghibur warga yang telah berdesak-desakkan dari pagi.