Lagi, Dua WNI Diculik oleh Kelompok Bersenjata di Perairan Malaysia

Jakarta, IDN Times - WNI kembali menjadi korban penculikan oleh kelompok bersenjata pada Selasa dini hari (11/9). Dua nelayan asal Indonesia yang bekerja di kapal ikan berbendera Malaysia, Dwi Jaya I, diculik sekitar pukul 01:00 waktu setempat di Perairan Semporna, Sabah.
Berdasarkan data paspor, dua WNI yang diculik diketahui bernama Samsul Saguni (40 tahun) kelahiran Kabupaten Poliwali Mandar, Sulawesi Barat dan Usman Yunus (35 tahun) kelahiran Poniang, Sulawesi Barat. Dokumen keduanya dibuat di Kabupaten Palopo, Sulawesi Selatan.
Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Malaysia, Rusdi Kirana, menyayangkan peristiwa penculikan ini masih terjadi. Apalagi sebenarnya sudah ada kerja sama antara Indonesia dengan Malaysia untuk menjaga keamanan dua negara.
"Namun, sayang masih terjadi penculikan. Ini pertama kali (penculikan) terjadi setelah adanya kerja sama tersebut," ujar Rusdi seperti dikutip dari Antara pada Rabu (12/9).
Lalu, apa langkah yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk menyelamatkan mereka? Sebab, selain dua WNI ini, masih ada tiga WNI lainnya yang hingga kini masih disekap oleh kelompok militan Abu Sayyaf di selatan Filipina.
1. Menlu Retno telah menghubungi Menlu Malaysia untuk meminta jaminan keamanan bagi dua WNI
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, mengatakan permasalahan ini sudah didengar oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Ia pun langsung memerintahkan Konsul Jenderal di Tawau untuk langsung melakukan verifikasi mengenai data kedua WNI yang telah diculik, saksi pelapor dan pemilik kapal. Keluarga yang ada di Sulawesi Barat pun, kata Iqbal juga sudah dikabari.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan pemda setempat dan memberikan pendampingan bagi keluarga," ujar Iqbal melalui keterangan tertulis pada hari ini.
Selain itu, Retno telah berkomunikasi dengan rekannya Menlu Malaysia, Saifuddin Abdullah untuk menyampaikan rasa prihatin yang mendalam.
"Menlu Retno juga meminta jaminan keamanan bagi WNI yang bekerja di wilayah Sabah, khususnya yang bekerja sebagai nelayan," kata dia.