Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi jasad. (IDN Times/Mardya Shakti)
Ilustrasi jasad. (IDN Times/Mardya Shakti)

Intinya sih...

  • Pembunuhan korban JS (69) di ruko Pulo Gadung, Jakarta Timur oleh tukang berinisial ZA (35).
  • Korban dipukul dan ditimpa batu hingga meninggal, terkait mogok kerja proyek renovasi.
  • Penyidik bekerja sama dengan tim pemadam kebakaran dan laboratorium forensik untuk mengungkap kasus ini.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Polres Metro Jakarta Timur mengungkap kasus pembunuhan di ruko, kawasan Pulo Gadung, Jakarta Timur. Korban adalah JS (69), yang jenazahnya dicor di saluran air oleh pelaku yang merupakan seorang tukang berinisial ZA (35).

Kapolres Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengungkapkan, kasus ini terjadi di sebuah proyek renovasi di wilayah Jakarta Timur.

"Setelah korban dipukul dan ditimpa oleh batu di bagian kepala, akhirnya sudah meninggal. Tanggal 18 (Februari) terduga pelaku memastikan bahwa korban sudah meninggal dan terduga panik, selanjutnya terduga pelaku menyeret korban hingga ditaruh di saluran air dan kemudian ditutup dengan semen serta batu bata yang ada," kata Ary Lilipaly, Kamis (27/2/2025).

Dia menjelaskan, jasad korban ditemukan di dalam bangunan proyek, tepatnya di saluran air belakang proyek. Korban sudah dipastikan dua hari meninggal dan sudah mulai dikerumuni lalat.

 

1. Ada dugaan pencurian hingga cekcok

Ilustrasi garis polisi. (IDN Times/Arief Rahmat

Ary Lilipaly menjelaskan kasus ini terungkap pada 26 Februari 2025. Awal mula kasus adalah pada 16 Februari 2025, korban datang ke proyek usai para pekerja proyek mogok kerja, sehingga korban marah. Kebetulan, terduga pelaku ada di TKP ini, dia menjaga proyek yang ada di sini.

Menurut dia, korban awalnya mengajak terduga pelaku melapor ke polisi terkait dugaan pencurian peralatan proyek. Namun, permintaan itu ditolak terduga pelaku, yang justru meminta gaji sebesar Rp900 ribu.

Namun, karena korban emosi, korban memukul. Awalnya dia menampar terduga pelaku, selanjutnya dia memukul, dan akhirnya terduga pelaku menangkis dan mendorong sehingga korban jatuh.

Di situlah terduga pelaku sudah naik pitam terhadap korban dan terjadilah pembunuhan dan atau penganiayaan berat yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

2. Handphone korban ada di tangan pelaku

Ilustrasi borgol. (IDN Times/Mardya Shakti)

JS merupakan pemilik proyek yang keluarganya berada di luar negeri. Sementara itu, terduga pelaku berinisial ZA, seorang pekerja yang keluarganya tinggal di Papua dan bekerja sendirian di Jakarta.

Keluarga menyadari hilangnya korban pertama kali usai dilaporkan istrinya pada 18 dan 24 Februari 2025. Laporan ini kemudian menjadi petunjuk bagi penyidik mengungkap kasus tersebut.

"HP korban masih dipegang oleh terduga pelaku, dari situlah pengungkapan kasus ini dari handphone korban yang dibawa oleh terduga pelaku dan juga ada transferan. Jadi ATM diambil dan diambil uangnya dari ATM dan ada transferan uang ke rekening terduga pelaku," katanya.

3. Kondisi TKP disebut seperti kuburan

Progres pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) Ruas Palembang-Betung (Dok: Hutama Karya)

Polres Metro Jakarta Timur bekerja sama dengan tim pemadam kebakaran dan laboratorium forensik membongkar lokasi ditemukannya korban yang sudah dicor dengan semen. Kondisi TKP kata dia seperti kuburan. Polisi kemudian melalukan autopsi di RS Polri.

Terkait proyek yang menjadi tempat kejadian perkara, Kombes Nicolas Ary Lilipaly menjelaskan bahwa bangunan tersebut awalnya adalah sebuah kafe yang akan direnovasi menjadi usaha lain oleh korban.

Saat ini, penyidik masih mendalami kemungkinan adanya pelaku lain selain ZA.

"Sementara ini hanya satu yaitu terduga pelaku, dan karyawan yang lain karena sudah mogok kerja, sampai saat ini masih belum. Kita melacaknya dari HP dan rekening yang memang diambil oleh, untuk pelaku dan saksi lain masih dalam pengembangan," katanya.

Editorial Team