Laporan Warga Jaga Suara soal Dugaan Ketidakwajaran Pilpres 2024

Jakarta, IDN Times - Warga Jaga Suara melaporkan dugaan ketidakwajaran dalam Pemilu 2024, melalui acara bertajug Laporan Publik 2 Warga Jaga Suara di Jakarta, Kamis (23/2/2024).
Koordinator Nasional Warga Jaga Suara, Hendra Wijaya, mengatakan asas pemilu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (Luber Jurdil) tidak ditemukan pada Pilpres 2024.
Hal ini, kata Hendra, terlihat dari berbagai laporan aduan dugaan ketidakwajaran yang tercatat dalam aplikasi Warga Jaga Suara. Tim aplikasi Warga Jaga Suara menemukan ada 5.024 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang diduga bermasalah.
"Di hasil.wargajagasuara.com, Bapak ibu kita sama-sama bisa ngecek, dan sebenarnya ini KPU juga bisa ngecek bahwa kami ngasih tahu di TPS-TPS ini ada problem, tetapi datanya masuk ke dalam hitungan Sirekap. Itu kan jadi masalah," kata Hendra.
1. Relawan laporkan ada indikasi penggelembungan suara
Hendra mengungkapkan banyak dugaan ketidakwajaran yang terjadi dalam Pilpres 2024. Berbagai masyarakat dari seluruh provinsi di Indonesia yang ikut memantau di aplikasi Warga Jaga Suara, turut melaporkan dugaan ketidakwajaran yang dirasakan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) masing-masing.
Laporan berdasarkan aduan Daftar Pemilih Tetap (DPT) terdiri dari dugaan pemalsuan identitas pemilih, indikasi penggelembungan suara, bukti fisik ada dalam rekap DPT Nomor 167 atas nama Maikel. Selanjutnya, ditemukan surat undangan ganda.