Ilustrasi tes cepat COVID-19. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Firdaus merinci pada pertengahan 2020, ribuan database pasien COVID-19 bocor dan diperjualbelikan di forum internet.
Lalu Maret 2020, ribuan data warga penerima bansos di Tegal dibuka untuk publik oleh Pemerintah Kota Tegal. Kondisi serupa juga terjadi di Tangerang Selatan yang membuka data penerima bansos pada Juli 2020.
Yang terbaru juga, LaporCovid-19 menerima aduan warga bahwa banyak pemerintah daerah yang terang-terangan membuka data pribadi warganya.
"Bahkan baru-baru ini kami menerima laporan warga ada salah satu daerah di Kalimantan Selatan yang membuka data-data hasil COVID- 19 beserta nama, alamat, sampai NIK. Ini cukup berbahaya apabila lingkungan kondisi sekitar masih kurang mendukung, bisa menimbulkan diskriminasi atau perlakuan yang tidak mengenakkan," ujarnya dalam diskusi dipantau virtual, Rabu (15/9/2021).