Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Lembaga Filantropi Indonesia bangun masjid di Vietnam
Pemerintah RI resmikan masjid di Vietnam yang dibangun dari lembaga-lembaga filantropi. (dok. Kemenko PMK)

Intinya sih...

  • Sumber pendanaan dan besaran biaya Pembangunan Masjid Salamad dibiayai sepenuhnya oleh enam organisasi filantropi dari Indonesia. Total biaya mencapai Rp4,5 miliar.

  • Dimaksudkan untuk memperkuat hubungan Vietnam dengan Indonesia, sebagai simbol persahabatan yang membuka peluang kerja sama lebih luas antara kedua negara.

  • Diharapkan hubungan Vietnam-Indonesia mengakar sampai ke masyarakat, untuk memperkuat fondasi kerja sama yang berkelanjutan dan meningkatkan ketahanan menghadapi bencana hidrometeorologi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Indonesia meresmikan Masjid Salamad di Kota Long Xuyen, Provinsi An Giang, Vietnam, Jumat, 5 Desember 2025. Pembangunan masjid dengan total biaya Rp4,5 miliar ini didanai penuh oleh enam lembaga filantropi Indonesia.

Deputi Bidang Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa Kementerian Koordinator Bidang Pembangunann Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Warsito, menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemerintah Vietnam dalam proses pembangunan.

"Atas nama Pemerintah Indonesia, saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah Vietnam, khususnya Pemerintah Provinsi An Giang, yang sejak awal memberikan dukungan penuh bagi pembangunan Masjid Salamad," ujar Warsito, dikutip dalam keterangan pers, Minggu (7/12/2025).

1. Sumber pendanaan dan besaran biaya

Masjid Salamad di Vietnam (dok. Lazismu)

Pembangunan Masjid Salamad dibiayai sepenuhnya oleh enam organisasi filantropi dari Indonesia. Lembaga-lembaga tersebut adalah Humanitarian Forum Indonesia (HFI), Dompet Dhuafa, DT Peduli, Rumah Zakat, Lazismu, dan BAZNAS.

Total biaya yang dikeluarkan untuk membangun masjid ini mencapai Rp4,5 miliar. Dana tersebut digunakan untuk membangun bangunan tiga lantai dengan kapasitas menampung lebih dari 250 jemaah. Bangunan ini terdiri dari tiga lantai dengan dilengkapi fasilitas ramah lansia dan penyandang disabilitas, termasuk lift dan aksesibilitas yang memadai, serta menara berciri khas arsitektur Indonesia.


2. Memperkuat hubungan Vietnam dengan Indonesia

Pemerintah resmikan Masjid Salamad di Vietnam (dok. Lazismu)

Dalam pertemuan bilateral sebelum peresmian, Wakil Ketua Komite Rakyat Provinsi An Giang, Le Van Phuoc, menyampaikan harapan agar hubungan langsung antara wilayahnya dan Indonesia dapat terus ditingkatkan. Peningkatan kerja sama tersebut mencakup bidang budaya, sosial, dan ekonomi.

Di sisi lain, Warsito menegaskan, masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah. Menurutnya, bangunan ini juga menjadi simbol persahabatan yang dapat membuka peluang kerja sama lebih luas antara kedua negara. Menurutnya, hubungan Indonesia–Vietnam telah meningkat menjadi Strategic Comprehensive Partnership sejak Maret 2025. Peresmian Masjid Salamad dinilai menjadi simbol nyata hubungan strategis tersebut.

3. Diharapkan hubungan Vietnam-Indonesia mengakar sampai ke masyarakat

Peresmian Masjid Salamad di Viertanam (dok. Muhammadiyah)

Warsito menyampaikan hubungan bilateral harus berkembang melampaui tingkat pemerintah dan meresap ke dalam interaksi antarmasyarakat. Hal ini dianggap penting untuk memperkuat fondasi kerja sama yang berkelanjutan.

Ia juga menyoroti kemiripan tantangan yang dihadapi kedua negara, khususnya dalam menghadapi bencana hidrometeorologi. Warsito mengajak semua pihak untuk mendoakan korban terdampak dan membuka ruang berbagi pengalaman untuk meningkatkan ketahanan menghadapi bencana.

"Indonesia dan Vietnam saat ini sama-sama menghadapi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor. Mari kita mendoakan agar masyarakat di kedua negara yang terdampak dapat tertangani dengan baik, dan semoga kita dapat terus saling berbagi pengalaman dalam meningkatkan ketangguhan menghadapi bencana," katanya.

Sebelumnya, peresmian dihadiri Wakil Ketua Komite Rakyat Provinsi An Giang, Le Van Phuoc, pejabat kepolisian provinsi, dan otoritas setempat. Hadir pula para pemuka komunitas Muslim An Giang dan Long Xuyen serta sekitar 200 tamu undangan. Dari pihak Indonesia turut hadir KUAI KBRI Hanoi, Jane Runkat, perwakilan Kementerian Agama, dan pejabat KJRI Ho Chi Minh City.

Editorial Team