Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya memberikan bekal sebagai persiapan para Delegasi Republik Indonesia menghadapi berbagai perundingan di COP28 Dubai. (Dok. KLHK)
Pada kesempatan ini, Menteri Siti juga melaporkan kepada hadirin bahwa dua ilmuwan Indonesia terpilih pada pemilihan minggu lalu pada Pertemuan IPCC ke-59 tanggal 25-28 Juli 2023 lalu di Nairobi, Kenya. Kedua ilmuwan tersebut bergabung menjadi anggota IPCC, khususnya menjadi Vice-Chair Working Group I, yaitu Prof. Edvin Aldrian, serta anggota Task Force Bureau, Dr. Joni Jupesta,. Para ilmuwan tersebut akan bekerja dalam Seventh Assessment Cycle guna mempersiapkan Assessment Report ke-7.
Perundingan COP28 di Dubai sendiri, secara umum memiliki ekspektasi target pada beberapa hal yaitu: (1) Menghasilkan keputusan yang tepat untuk pemanfaatan nyata atas hasil Global Stocktake Pertama (1st GST); (2) Kedua, hasil yang ambisius pada Adaptasi melalui Global Goal on Adaptation (GGA), loss and damage (LnD), dan finance yang terkait dengan loss and damage tersebut; dan (3) Ketiga, melaksanakan apa yang telah dimulai diperdebatkan di Bonn, yakni pendetilan Mitigation Work Programme (MWP), dan yang harus disertai dengan dukungan means of implementation. Kesemuanya itu untuk memastikan amannya jalur 2030 yang selaras dengan Persetujuan Paris, termasuk upaya mengejar untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5°C.
Selain kerja-kerja pada forum negosiasi formal, Indonesia juga mengawal dengan out-reach forum yaitu Paviliun Indonesia yang dari tahun ke tahun memberikan refleksi kemajuan bertahap serta fokus kerja-kerja yang sedang berlangsung di Indonesia dan menyesuaikan dengan kondisi global. Paviliun Indonesia, selain menampilkan berbagai kemajuan dan discourse yang sedang berkembang, juga menjadi sarana pendukung dalam agenda politik internasional yang ingin kita capai dalam diplomasi iklim. Muatan materi dan partisipasi pihak-pihak merefleksikan hal tersebut.
Menteri Siti mengharapkan, Paviliun Indonesia pada COP28 nanti mampu merefleksikan kepentingan Indonesia dengan tetap memperhatikan dan mendukung pilihan tema Presidensi Uni Emirat Arab. Paviliun Indonesia juga menjadi wahana diplomasi pada subyek-subyek dan antara lain pada subyek dalam situasi yang masih mengandung tension yang bisa dibawa dalam suasana yang friendly dan gembira.
Menteri Siti berpandangan bahwa pilihan tema Paviliun Indonesia, yaitu Indonesia’s Climate Actions: Inspiring The World yang didukung dengan 4 sub-tema: (1) stronger new renewable energy commitments, (2) robust climate action on land based sector, (3) inspiring finance and technology innovations, dan (4) solid collabortive climate action of people’s prosperity, sangat tepat dan sesuai dengan pilihan tema Presidensi UAE.
“Kita, Indonesia ingin menjadikan apa yang telah Indonesia lakukan dan akan kita jalankan dapat menginspirasi bagi dunia, sebagaimana spirit kita selama ini, yaitu leading by examples, to inspire the world,” kata Menteri Siti. (WEB)