Liga Debat Mahasiswa 2024: IPB Juara, Unggul Tipis dari UGM

Intinya sih...
- Tim IPB juara liga debat mahasiswa 2024 IDN Times, mengalahkan UGM pada babak final di The Plaza IDN, Jakarta.
- Dewan juri menilai Tim IPB unggul dalam pemaparan gagasan terkait tema "Transisi Energi Berdampak pada Gen Z" berdasarkan empat kriteria penilaian.
- Nilai Tim IPB 83,44 dan UGM 82,27 dengan selisih tipis karena keduanya menunjukkan kompetensi yang luar biasa dalam sudut pandang kritis dan tajam.
Jakarta, IDN Times - Liga Debat Mahasiswa 2024 IDN Times menghasilkan juara dari Tim Institut Pertanian Bogor (IPB), setelah mengalahkan Tim Universitas Gajah Mada (UGM) pada babak final digelar di The Plaza IDN, Menara Global, Jakarta, Kamis (6/6/2024).
Dewan juri terdiri dari Climate Program Manager Foreign Policy Community Of Indonesia (FPCI), Kiara Putri Mulia; Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Atmajaya, Prof. Dr. Dorien Kartikawangi; dan Founder Ecoton, Prigi Arisandi, menilai Tim IPB sebagai pihak pro mosi debat lebih unggul dalam pemaparan gagasan terkait tema "Transisi Energi Berdampak pada Gen Z, Perlu atau Tidak Ikut Serta dalam Gerakan Tersebut?".
"Kedua tim memahami persoalan meskipun di awal ada kelompok yang melupakan terkait peran Gen Z," kata Dorien, saat membacakan penilaian Dewan Juri.
1. Kriteria penilaian
Menurut Dorien, ada empat kriteria penilaian dalam final debat ini. Pertama ialah relevansi dengan tema. Keselarasan argumentasi dan gagasan yang disampaikan setiap tim, harus sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Dengan tentu saja konsisten pada sudut pandang pro atau kontra.
Kedua ialah elaborasi dan referensi yang disampaikan masing-masing tim. Kedua tim dinilai memiliki referensi yang valid dan kredibel dalam pemaparan argumentasi debat mereka. "Karena kalau kita berargumentasi tanpa data yang valid dan kredibel nanti misleading," katanya.
Sementara penilaian ketiga dan keempat yaitu terkait respons dan ketepatan waktu. "Respons ini beberapa mengulang, beberapa mengacaukan saya pro atau kontra. Tapi itulah dinamikanya debat. Kita dituntut untuk berpikir kritis secara cepat. Mampu menyampaikan gagasan secara argumentatif dan elaboratif serta ketepatan, berpikir kritisnya luar biasa," Dorien menerangkan.
Berdasar empat kriteria penilaian tersebut, dewan juri memutuskan, Tim IPB memperoleh nilai 83,44 sementara UGM 82,27. Kata Dorien, selisih nilai dua tim sangat tipis karena mereka telah menunjukkan kompetensi yang luar biasa dengan sudut pandang kritis dan tajam.
2. Final debat berlangsung sengit
Di awal, Tim IPB sebagai pihak pro mosi debat menyampaikan, polusi energi fosil tidak terbarukan telah merenggut nyawa lima juta orang di dunia setiap tahunnya. "Dibutuhkan peran Gen Z untuk bisa berkontribusi pada gerakan perubahan lingkungan, termasuk dalam upaya transisi energi," kata Ketua Tim IPB, Gilang Dwi Laksana.
Ida Ayu Komang Werdhi Utami juga dari IPB menambahkan, perusahaan-perusahaan besar bidang otomotif saat ini selalu menjadikan Gen Z sebagai target pasar dari produk mereka. Dengan begitu, Gen Z bisa mendorong permintaan pasar lebih besar pada kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan.
Selanjutnya, Nawfal Aulia Luthfurrahman, Ketua Tim UGM membuka mosi debat sebagai pihak kontra. Menurut Nawfal, transisi energi memang dibutuhkan, namun Indonesia belum bisa dengan cepat menuju transformasi penggunaan energi terbarukan karena mayoritas masyarakat masih bergantung pada energi tidak terbarukan.
"Kami setuju transformasi energi, tapi harus mempertimbangkan berbagai macam hal. Yang pertama, bagaimana masyarakat mampu mengakses trasnformasi energi tersebut," kata Nawfal.
Meira Davina Jasmine dari UGM menambahkan, Indonesia tidak perlu terburu-buru dalam menerapkan transisi energi. Sebab, komintmen Indonesia dalam energi bersih masih bersifat bersyarat. Contohnya dalam penggunaan kendaraan listrik secara massal.
3. Tim IPB rajin latihan dan riset
Tim IPB terdiri dari Gilang Dwi Laksana, Ida Ayu Komang Werdhi Utami dan Ni Kadek Vindati Utami, saat ditemui sesuai acara, tak dapat menyembunyikan rasa bahagianya. Ni Kadek Vindati mengaku sangat bersyukur timnya bisa keluar sebagai juara.
"Oh my God, ini bersyukur banget soalnya kami memang sedikit pesimistis saat mendengar UGM yang bagus banget," katanya kepada IDN Times.
Ni Kadek menuturkan, timnya telah mempersiapkan diri untuk menghadapi final Liga Debat Mahasiswa itu. Mereka selalu rutin latihan dan mempelajari tema-tema baru.
"Tapi karena kami sudah sering latihan juga, mungkin itu membantu kami dalam merespons. Jadi kami bersyukur banget dan sudah dapat hadiah dari IDN Times," kata Ni Kadek.
Gilang Dwi Laksana menambahkan, mereka memang merupakan anggota IPB Debating Community. Karena itu, mereka rutin latihan bahkan tanpa perlu menunggu event lomba.
"Seminggu satu sampai dua kali. Nah, untuk persiapan ini paling kita research aja untuk materi ini karena butuh data yang kuat juga kan," kata Gilang.
Liga Debat Mahasiswa 2024 digelar sejak 21 Mei dan diikuti 12 kampus se-Indonesia, yakni Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), UIN Syarif Hidayatullah, Institut Pertanian Bogor (IPB), Telkom University, Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Nasional, Universitas Padjadjaran, Institut Teknologi Sumatera, Universitas Mataram, Universitas Negeri Medan, dan Institut Teknologi Bandung.
Pada babak final Liga Debat Mahasiswa 2024 yang didukung Vale Indonesia dan Telkom Indonesia ini, pemenang mendapatkan hadiah uang tunai, plakat dan sertifikat bagi pemenang. Juara pertama mendapatkan Rp10 juta, juara kedua Rp8 juta, juara ketiga Rp6 juta, dan juara keempat Rp4 juta.