Jakarta, IDN Times - Tragedi Kanjuruhan menyebabkan 132 orang meninggal dunia. Laga antar Persebaya dengan Arema FC itu berakhir dengan kepulan asap yang berasal dari tembakan gas air mata ke arah tribun penonton. Gas air mata yang ditembakkan oleh aparat keamanan tersebut membuat orang-orang berlarian mencari jalan keluar menyelamatkan diri.
Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan mencatat, bagaimana tindakan brutal aparat pernah dilakukan dalam sejarah sepak bola Indonesia.
"Kejadian ini bukanlah yang pertama. Terdapat beberapa peristiwa kebrutalan aparat sebelumnya. Impunitas dan kegagalan untuk mengadili para pelaku menyebabkan kekerasan terus berulang," tulis koalisi dalam postingan Instagramnya, dikutip Kamis (13/10/2022).