Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, secara resmi membuka Lomba Digitalisasi Pasar di Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Selasa (22/7) (jakarta.go.id)
Lomba ini melibatkan 20 pasar tradisional percontohan dari total 153 pasar yang dikelola Perumda Pasar Jaya. Pasar-pasar ini dipilih berdasarkan klasifikasi kelas A, B, dan C, dengan mempertimbangkan jumlah tempat usaha aktif.
Berikut daftar 20 pasar peserta Lomba Digitalisasi Pasar Jakarta 2025 yang terbagi dalam tiga kelas:
Kelas Pasar A: Pasar Mayestik, Pasar Senen Blok III, Pasar Jatinegara, Pasar Kramat Jati, Pasar Perumnas Klender, Pasar Baru Metro Atom, dan Pasar Tomang Barat.
Kelas Pasar B: Pasar Koja Baru, Pasar Sunter Podomoro, Pasar Teluk Gong, Pasar Cengkareng, Pasar Pademangan Timur, dan Pasar Santa.
Kelas Pasar C: Pasar Lenteng Agung, Pasar Tebet Barat, Pasar Tebet Timur, Pasar Ganefo, Pasar Gondangdia, Pasar Pondok Bambu, dan Pasar Johar Baru.
Gubernur Pramono menegaskan, pasar-pasar ini akan menjadi model yang ditiru oleh 133 pasar lain di Jakarta, bahkan berpotensi menginspirasi daerah lain di Indonesia. Selain itu, lima bank besar ikut terlibat: Bank DKI, BRI, Mandiri, BCA, dan BNI. Mereka bersaing dalam kategori seperti Program Literasi Teraktif, Digitalisasi Keuangan Terbaik, dan Akses Keuangan Termasif.
Asisten Perekonomian dan Keuangan DKI, Suharini Eliawati, menjelaskan, lomba ini tidak hanya menilai kemudahan bertransaksi digital, tapi juga kebersihan, keamanan, penataan fasilitas umum, dan keberadaan pedagang kaki lima.
“Kami ingin menghadirkan pasar yang nyaman. Semoga lewat lomba ini pasar-pasar tradisional bisa terus berkembang,” kata Eli.
Kepala Bapenda DKI, Lusiana Herawati, menambahkan, transaksi digital membuka akses pembiayaan yang lebih luas bagi pedagang, mempercepat proses jual-beli, dan mengurangi risiko kehilangan uang.
“Mereka tidak perlu lagi repot menyediakan uang kembalian dan bisa merasa tenang karena dana langsung masuk ke rekening,” ujarnya.
Mendukung penuh kompetisi digitalisasi pasar ini, Kepala OJK Jabodebek, Edwin Nurhadi, menyampaikan bahwa digitalisasi pasar adalah pintu masuk pedagang ke ekosistem perbankan dan digital sehingga meningkatkan literasi keuangan di Jakarta. .
"Tentunya akan semakin memperluas dan meningkatkan tingkat literasi dan juga akses keuangan akan semakin mudah lagi bagi seluruh masyarakat," tandasnya.