Pencarian korban longsor berfokus pada sektor atas terganjal dengan batu besar tersebut. Maka, regu penyelamat pun meledakkan batu secara manual. Salah satu anggota Basarnas, Fandi mengatakan timnya meledakkan batu dengan membuat lubang dari linggis lalu hasilnya akan diisi dengan cairan asam sulfat.
Fandi mengaku, regu penyelamat tidak punya pilihan lain. Karena, jika tidak diledakkan, maka eskavator tidak bisa masuk. Peledakkan batu ini dimulai sejak Rabu (22/6) siang. Fandi pun mengatakan untuk meledakkan satu batu dibutuhkan waktu sampai setengah jam. Maka, tidak heran proses pencarian memakan waktu seharian.
Di lokasi terpisah, tepatnya di Purworejo, warga yang tertimbun longsor bertambah jadi tujuh orang. Kemudian, saat proses pencarian, ditemukan korban yang tidak diketahui identitasnya. Namun, menurut pengakuan warga, Mr X, sebutan dari tim SAR adalah warga desa lain yang saat longsor sedang melewati desa mereka.
Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang, Agus Haryono mengatakan bantuan dua eskavator dan peralatan tambahan penyemprot air dari Pemadam Kebakaran Magelang telah diturunkan. Agus mengatakan masalah yang dihadapi sekarang ada tanah yang mulai mengeras, maka alat besar dan penyemprot air sanga dibutuhkan.