Jakarta, IDN Times - Bagi sebagian orang, pandemik COVID-19 menjadi momen untuk menghabiskan waktu dengan keluarga. Berkah di balik musibah. Tapi, kisah itu tidak berlaku bagi para dokter dan tenaga kesehatan, yang berjuang di garda terdepan untuk menghadapi virus yang telah merenggut 4,1 juta nyawa umat manusia.
Dokter spesialis paru, Eva Sri Diana Chaniago, membagikan kisahnya kepada IDN Times betapa pandemik COVID-19 merenggut setiap detik waktu yang harusnya dihabiskan bersama anak-anaknya.
“Anak saya yang remaja bilang, kalau orang lain dengan adanya wabah malah sering kumpul dengan ortunya, bisa makan bareng, kalau kami malah jadi jarang ketemu, jarang makan bareng,” kata Eva melalui pesan tertulis, Selasa (27/7/2021).
Bukankah momen bersama keluarga bisa dihabiskan setelah jam kerja?
Bukan rahasia umum lagi bila lonjakan infeksi virus corona memaksa tenaga kesehatan untuk bekerja ekstra. Tentunya dengan insentif yang cair dalam waktu lama. Tidak sedikit dari mereka yang bahkan memisahkan diri dari keluara selama mereka masih berada di garis depan.
“Mama pulang sudah malam, sudah lelah. Pagi dah hilang lagi berangkat kerja,” tutur Eva, meniru bagaimana putri-putrinya mengungkapkan kerinduan kepada sang ibu.