Macan Tutul Serang Ternak Warga di Banten, Penyakitnya Masih Diperiksa

Intinya sih...
- Macan tutul betina yang menyerang pemukiman di Banten dirawat di Taman Safari Indonesia.
- Macan tersebut sedang dalam observasi untuk ditentukan dilepasliarkan atau tinggal dalam penangkaran.
- Mancak, nama macan itu, menunjukkan prilaku pendiam dan tidak agresif sejak kedatangannya ke TSI.
Bogor, IDN Times - Macan tutul betina yang menyerang pemukiman warga di Desa Ciwarna, Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, Banten pada Kamis, 27 Maret 2025 kini dirawat di lembaga konservasi Taman Safari Indonesia.
Dalam paparan di acara Halal Bi Halal Jurnalis Konservasi di TSI, Rabu (16/4/2025), Kepala Balai Besar KSDA Jawa Barat Agus Arianto bahwa macan tutul kumbang itu kini sedang dalam observasi tim dokter hewan dari TSI.
Menurut dia, setelah serangkaian tes kesehatan fisik maupun prilaku, berikut hasil laboratorium mengenai kesehatannya keluar, barulah macan tersebut dapat ditentukan akan dilepasliarkan kembali atau tinggal dalam penangkaran lebih dahulu.
"Jadi, belum bisa disimpulkan penyakitnya Penyakit kardiovaskular (CVD) atau tidak, harus menunggu hasil laboratorium dulu," katanya.
1. Perilaku macan tutul lebih pendiam
Sementara itu, Vice President Life Science TSI group Drh (vet) Bongot Huaso Mulia menjelaskan sejak kedatangannya ke TSI pada Kamis (27/3/2025), macan tutul yang telah diberi nama Mancak sesuai dengan asal wilayahnya itu diberi perawatan khusus sesuai kondisinya.
Mancak pada awal evakuasi diberi kandang yang tidak dari besi untuk menghindari ia berontak dan melukai giginya.
Namun, ternyata ia menunjukkan prilaku yang tidak agresif cenderung pendiam, bahkan hingga sampai di kandang panangkaran macan tutul, ia tidak menghampiri makanannnya.
"Sebenarnya di TSI tidak diberikan makanan satwa dari hewan yang masih utuh hidup, tetapi untuk memancing macan tutul ini, kami coba beri ayam hidup dan kambing hidup supaya seperti di lingkungan awalnya. Namun tidak dimakan, dihampiri pun tidak," ungkapnya.
2. Ada luka di dalam bagian hidung
Pada awal datang, kata dokter Bongot, Mancak kondisi pipinya ada bengkak. Setelah diperiksa, ada luka di bagian dalam hidungnya dan kini dalam perawatan dan pemeriksaan lebih lanjut.
Macan tutul yang telah memakan enam ekor kambing warga itu, dievakuasi pihak TSI dengan kandang jebakan pada Rabu (26/3/2025) sejak pukul 17.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Sejak itu, perawatan terus dilakukan dan hasilnya akan lebih jelas setelah ada hasil laboratorium.
"Kami masih menunggu hasil laboratorium untuk bisa mengidentifikasi penyakit pastinya, begitu juga behavior-nya, apakah kemudian akan seperti semula, agresif sampai memakan ternak warga, itu masih kita tunggu, sementara masih pendiam," katanya.
3. Harus ada protokol pelepasliaran kembali macan tutul
Komisaris TSI yang juga Sekjen Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI), Tony Sumampau mengatakan pihak konservasi TSI siap melepasliarkan Mancak setelah protokol pelepasliaran macan tutul disepakati kebun binatan-kebun binatang, BKSA dan NGO lainnya.
Jikapun perlu dirawat dalam penangkaran TSI terlebih dahulu, kata Tony, maka TSI bersedia menampung Mancak.
"Kami siap melepasliarkan kembali, memang pelepasliaran macan tutul ini perlu ada protokol yang disepakati dulu. Kalau perlu dalam penangkaran TSI juga kami bersedia. Tapi, kita lihat dulu perkembangan kesehatannya dulu," katanya.