Jakarta, IDN Times - Mahasiswa Universitas Pancasila (UP) mengungkap kekecewaannya karena Rektor nonaktif, Edie Toet Hendratno menjadi pelaku kekerasan seksual terhadap dua karyawan.
Sebab, Edie merupakan penggagas satuan tugas (satgas) pencegahan dan penanganan kekerasan seksual (PPKS) di kampus tersebut. Ia juga melantik anggota PPKS pada 15 Desember 2023.
“Kalau dari mahasiswa, kecewa dan malu sih ya soalnya dia yang melantik, menggagas satgas PPKS ini tapi dia malah sebagai terlapor atau dugaan pelaku,” kata Ketua Senat UP, Windy di Universitas Pancasila, Selasa (27/2/2024).
Dikutip dari ANTARA, Edie Toet Hendratno pernah melantik 11 orang Satgas PPKS UP periode 2023-2025 pada 15 Desember 2023.
"Pembentukan Satgas PPKS ini adalah salah satu upaya UP dalam melaksanakan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi," kata Edie Toet Hendratno.
Menurut dia pembentukan Satgas PPKS bertujuan untuk mengantisipasi agar segala bentuk kekerasan seksual di lingkungan kampus tidak terjadi, sehingga UP dapat menjadi kampus yang aman dari kekerasan seksual.
Satgas PPKS UP memiliki beberapa fungsi utama dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus pelecehan seksual, yaitu memberikan program edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kekerasan seksual dan cara mencegahnya.
Selain itu juga memberikan pelatihan kepada berbagai pihak, termasuk pimpinan, dosen, mahasiswa, petugas penegak hukum, tenaga medis, guru, dan masyarakat umum, untuk mengidentifikasi, mencegah, dan menangani pelecehan seksual, mengadvokasi perubahan kebijakan dan perundang-undangan yang mendukung pencegahan pelecehan seksual.
"Satgas PPKS juga dapat melakukan investigasi dengan melakukan penyelidikan dan investigasi terhadap laporan pelecehan seksual untuk mengumpulkan bukti dan menegakkan hukum, memberikan dukungan kepada korban," kata Edie Toet.