Jakarta, IDN Times - Mahasiswa dan diaspora Indonesia yang bermukim di Amerika Serikat (AS) menulis surat terbuka bagi Presiden Prabowo Subianto yang sedang berada di Negeri Paman Sam sejak hari Minggu, 21 September 2025 lalu. Mereka berharap bisa bertemu dengan Prabowo dan menyampaikan empat tuntutan. Ketua Umum Partai Gerindra itu berada di AS untuk menyampaikan pidato di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Tuntutan itu disampaikan melalui akun Amerika Bergerak di media sosial. IDN Times telah meminta izin untuk mengutip unggahan tersebut.
Tuntutan pertama, yakni mahasiswa dan diaspora Indonesia mendesak Prabowo agar bebaskan warga sipil yang ditahan usai demonstrasi pada Agustus 2025 lalu. Ada sekitar 583 orang yang ditangkap dan ditahan oleh pihak kepolisian, termasuk Direktur Lokataru, Delpedro Marhaen.
"Atas nama mahasiswa dan diaspora Indonesia di AS dalam gerakan Amerika Bergerak, kami menulis surat terbuka untuk Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, dalam rangka kunjungan menghadiri Majelis Umum PBB. Pertama, memerintahkan Kepala Kepolisian RI untuk menangguhkan penahanan dan menghentikan seluruh proses hukum terhadap warga sipil yang dikriminalisasi pasca demonstrasi pada 25-31 Agustus 2025," demikian surat terbuka yang dikutip pada Selasa (23/9/2025).
Mereka juga meminta Prabowo agar memerintahkan Kapolri untuk memproses hukum anggotanya yang terbukti melakukan penyalahgunaan wewenang dalam kasus penangkapan dan penahanan warga sipil usai demonstrasi pada 25-31 Agustus 2025.
Tuntutan kedua, yang disoroti lewat platform Amerika Bergerak yaitu soal kriminalisasi terhadap pemilik, penulis, penyunting dan penerbit buku. Mereka mengaku prihatin ketika mendengar laporan penangkapan dan penahanan warga sipil yang dituduh melakukan vandalisme. Polisi kemudian menjadikan buku-buku dengan pemikiran kritis sebagai barang bukti dan ikut disita.
"Kepemilikan, penulisan atau penerbitan buku apapun apalagi buku kritis semestinya tidak boleh dijadikan dasar oleh penyelenggara negara untuk melakukan kriminalisasi terhadap warganya sendiri," tutur mereka.
Ia pun meyakini Prabowo pasti ingin membutuhkan anak-anak muda yang kritis. Para mahasiswa dan diaspora Indonesia di Negeri Paman Sam mengaku beruntung karena berkesempatan untuk mengasah kemampuan berpikir kritis dengan menempuh pendidikan di luar negeri.