Polres Metro Depok meperlihatkan barang bukti tersangka saat membunuh korban yang merukan adik tingkatnya di Universitas Indonesia. (IDNTimes/Dicky)
Sebelumnya, tersangka Altafasalya mengaku putus harapan karena tidak mampu mengatasi masalah utang kepada teman dan pinjaman online (pinjol). Akibatnya, ia nekat menghabisi nyawa juniornya.
“Saya hopeless tidak menemukan jalan yang terang untuk menyelesaikan masalah saya sendiri, sampai cara terakhir ini merugikan banyak orang,” kata dia.
Altafasalya mengaku pisau lipat telah disiapkan sebelum korban kembali dari kampung halamannya. Usai menjemput korban dari kampungnya, ia menghabisi nyawa korban di kamar kos.
“Pisau sudah saya sediakan saat dia pulang dari kampungnya ke kosan,” jelas dia.
Pelaku mengaku sudah bermain investasi kripto bersama korban sejak tahun lalu. Namun, pelaku merugi hingga Rp80 juta. Pelaku lalu mencari pinjaman dan berutang mencapai Rp15 juta.
“Sudah meminta orangtua, sudah membantu, tapi saya mencoba menyelesaikan masalah saya sendiri, karena saya tidak enak dengan orangtua,” tutur dia.
Kendati, Altafasalya tidak menjelaskan secara merinci alasannya nekat menghabisi korban untuk menguasai barang berharga milik korban. Ia kembali beralibi membunuh korban dilakukan secara spontan.
"Tidak tahu, saya tidak ada masalah dengan korban, saya sudah putus asa, dan rencana itu muncul saat saya anter pulang pada Rabu sebelum kejadian," ucap dia.