Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, mengakui kasus kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, menyebabkan tingkat kepercayaan publik kepada Polri turun drastis.
Ia mengutip data internal Polri, sebelum Ferdy Sambo diumumkan jadi tersangka pada 9 Agustus 2022, tingkat kepercayaan publik langsung terjun bebas dari angka 81 ke angka 28.
Pernyataan Mahfud mengomentari hasil rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dilakukan pada 13-21 Agustus 2022. Ia pernah mengingatkan Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, agar penanganan kasus pembunuhan Brigadir J tidak berlarut-larut. Namun, yang terjadi Sambo baru ditetapkan jadi tersangka sebulan setelah Brigadir J tewas.
"Ketika kasus itu berlama-lama (diusutnya) sampai dilakukannya survei ini, saya rasa survei ini dilakukan ketika situasi sedang memburuk, itu akan memengaruhi kredibilitas pemerintah. Ini terbukti (tingkat kepercayaan publik) ke Polri turun. Seminggu sebelum survei ini, kalau waktu itu dilakukan wawancaranya, hasilnya sudah pasti anjlok. Hasil survei internal Polri pun menunjukkan ketika (Ferdy Sambo) belum diumumkan jadi tersangka, tingkat kepercayaan Polri turun dari 81 menjadi 28," ungkap Mahfud seperti dikutip dari YouTube LSI, Kamis (1/9/2022).
Mahfud mengatakan ketika Sambo diumumkan menjadi tersangka pembunuhan berencana pada 9 Agustus 2022, sentimen positifnya kembali naik menjadi 78. Mantan Mahkamah Konstitusi (MK) itu menyadari, semakin suatu instansi bekerja dengan baik dan hasilnya dapat dilihat publik, maka dapat berpengaruh ke tingkat kepercayaan masyarakat.
"Karena masyarakat akan menyoroti apapun yang dilakukan oleh pemerintah," tutur dia.
Lalu, bagaimana tren kepercayaan masyarakat ke Polri akhir-akhir ini?