Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menko Polhukam Mahfud MD (IDN Times/Tunggul Kumoro)
Menko Polhukam Mahfud MD (IDN Times/Tunggul Kumoro)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD, terlihat geram kepada mantan Menteri Kemaritiman, Rizal Ramli, di media sosial. Ia bahkan menyebut Rizal sebagai orang yang bodoh dan ngawur karena dinilai memelintir pernyataannya pada 2012. 

Pernyataan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) yang paling dikenal yakni saat ia menyebut malaikat pun bisa berubah menjadi iblis, ketika masuk ke dalam sistem. Kalimat itu diucapkan Mahfud ketika hadir di program Indonesia Lawyer's Club pada Oktober 2019. Rupanya video berisi pernyataan Mahfud itu dipotong dan beredar tanpa konteks.

"Ternyata Rizal Ramli ini makin ngawur dan bodoh. Tunjukkan, kapan saya bilang bahwa setiap orang yang masuk ke kekuasaan menjadi iblis. Gobloklah pernyataan tersebut! Kapan dan di mana saya bilang begitu? Ayo! Saya bilangnya bukan begitulah tapi begini," cuit Mahfud di akun Twitter-nya, dikutip Kamis (5/1/2023). 

Mahfud menulis pernyataan itu sebagai respons cuitan Rizal soal berita Mahfud yang menjawab pertanyaan media, terkait Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Cipta Kerja.

"Lho, ada malaikat ganti baju jadi iblis hanya karena perbedaan posisi di dalam versus di luar pemerintahan doang. Pantes hukum jadi kacau," cuit Rizal pada Rabu (4/1/2023). 

Sorotan ke arah pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo semakin kencang lantaran Perppu Nomor 2 Tahun 2022 mengenai Cipta Kerja, justru dirilis pada hari kerja terakhir 2022. Padahal, Mahkamah Konstitusi (MK) pada 2021 memerintahkan pemerintah dan DPR untuk memperbaiki UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja lantaran dinyatakan inkonstitusional bersyarat. 

Lalu, apa penjelasan Mahfud soal kemarahannya itu kepada Rizal Ramli?

1. Mahfud jelaskan pernyataan itu terkait sistem Pilkada langsung di Indonesia

Cuitan Menko Mahfud MD yang menyebut Rizal Ramli ngawur dan bodoh di Twitter. (Tangkapan layar cuitan Mahfud)

Lebih lanjut, dalam cuitannya, Mahfud menjelaskan pernyataan tersebut ia sampaikan ketika masih menjabat sebagai Ketua MK pada 2012. Ketika itu, sistem pilkada langsung dikritik karena ditemukan banyak praktik politik uang. Seorang kepala daerah, kata Mahfud, rela menggelontorkan uang hingga ratusan miliar rupiah agar bisa menang pilkada. Padahal, gaji seorang kepala daerah idealnya hanya berkisar Rp6 juta hingga Rp7 juta. 

"Waktu itu saya bilang jika sistem pilkada tidak diubah maka 'malaikat pun kalau masuk ke dalam sistem bisa jadi iblis.' Saya sampaikan pada tahun 2012 sebagai Ketua MK. Saya sampaikan itu sebagai usul agar sistem pilkada diubah. Sebab, sistem yang ada mendorong kepala daerah korupsi sehingga banyak yang masuk penjara," cuit Mahfud, menjelaskan. 

Mahfud menilai Rizal Ramli semakin ngawur lantaran terus didiamkan. Sehingga, kata dia, seolah-olah menjadi pintar. 

"Saya tahu lah Anda itu siapa. Sebodoh apapun tak mungkin lah, selama punya otak kita bisa mengatakan bahwa orang yang masuk ke dalam lingkar kekuasaan menjadi iblis. Saya tidak anti kritik. Tapi, kalau orang menjawab dan mengkritik balik jangan dituding anti kritik ya," tutur dia. 

2. Pernyataan Rizal Ramli dinilai menyesatkan publik sehingga harus diklarifikasi

Rizal Ramli (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Mahfud mengaku geram lantaran Rizal kerap memelintir pernyataannya di ruang publik. Menurut Mahfud, pernyataan Rizal menyesatkan, karena itu harus diklarifikasi. 

"Rizal Ramli menuding saya dan bilang bahwa orang yang masuk ke kekuasaan itu jadi iblis. Itu pernyataan sesat dan tak bisa dibiarkan. Harus dikritik balik," kata dia.

Namun, saat disentil warganet lantaran berdebat di ruang publik tanpa substansi, Mahfud pun meminta maaf. Ia membela diri, Rizal yang lebih dulu memulai perdebatan tersebut. 

"Sorry deh. Rizal Ramli yang duluan. Hampir tiap hari dia mengolok orang lain dengan kasar dan didiamkan saja. Yang mau membalik serangan dia, dalam catatan saya, adalah Pak JK dan saya. Sesekali perlu dilawan dengan cara yang setara agar tak menyesatkan orang lain," tutur Mahfud. 

3. Rizal Ramli menertawakan respons geram Mahfud

Rizal Ramli (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Sementara, Rizal yang membaca respons Mahfud mengaku tertawa. Ia memilih tak menanggapi lebih lanjut cuitan Mahfud tersebut. Dia menilai sikap kesal Mahfud lantaran panik dan terbukti membela pihak yang tidak benar. 

"Ketawain aja. Ndak usah diladeni. Wong panik karena membela yang tidak benar. Mantan Ketua Hakim MK kok melemahkan keputusan MK soal Omnibus Law dan mendukung Perppu hanya sekedar untuk menjilat presiden," kata Rizal. 

"Logika ke mana? Integritas di mana?" balas Rizal. 

Editorial Team