Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD mengatakan para sindikat yang terlibat Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Batam sengaja tiarap dulu sementara waktu. Hal itu lantaran ia sedang berada di Batam untuk melakukan kunjungan kerja. Itu sebabnya saat berkunjung ke Pelabuhan Batam, Mahfud tak menemukan kejanggalan.
"Saya di sini tadi malam, sudah ada pesan WA (WhatsApp) dari para sindikat. (Pesan itu) ditunjukan oleh Kepala Densus. Isinya 'itu ada Pak Menko. Kita bertemunya di Mega Mall saja.' Ini pesan yang dikirim semalam. Supaya bertemunya di Mega Mall saja, jangan di pelabuhan," ungkap Mahfud ketika berbicara di Batam dan dikutip dari YouTube BP2MI pada Sabtu, (8/4/2023).
Ia pun tak menampik TPPO semakin meningkat lantaran perputaran uang yang sangat besar di dalam perbuatan pidana tersebut. Selain itu, sindikat dan jaringan perdagangan orang di Batam bukan orang biasa karena ikut melibatkan oknum aparat dan swasta.
"Jadi, itu semua terkoordinasi dengan baik dan melibatkan oknum pemerintah, aparat, dan pihak swasta. Saya sebagai salah satu Ketua Gugus Tugas PP TPPO pusat mengajak BP2MI lewat #SikatSindikat untuk terus memerangi praktik ini dan bersinergi dengan lembaga lainnya," tutur dia.
Di dalam seminar itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut mengaku telah mengantongi data mengenai daftar nama yang ikut di dalam sindikat dan pola beroperasinya. "Saya tahu siapa yang mengirim, menerima hingga yang menampung pekerja migran. Lalu, siapa yang mengurus di imigrasi dan siapa pegawai imigrasinya," katanya.
Usai membuka seminar di sebuah hotel, Mahfud langsung meluncur ke Pelabuhan Internasional Batam Centre. Menurut informasi yang ia terima, pengiriman pekerja migran ilegal tak hanya melalui pintu belakang.
"Mereka juga dikirim melalui pintu depan alias jalur resmi. Kali ini saya datang hanya kunjungan biasa karena masih didampingi aparat dan pejabat. Lain kali saya datang untuk sidak," ujarnya lagi.
Lalu, apa saja yang ditemukan oleh Mahfud melalui kunjungan biasa itu?