Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD mengklaim praktik pungli di kantor-kantor pelayanan publik sudah jauh berkurang. Hal itu lantaran sudah mulai diberlakukan praktik digitalisasi di sejumlah instansi. Langkah penggunaan digitalisasi tersebut merupakan inisiasi dari Presiden Joko "Jokowi" Widodo.
"Saya memberi apresiasi kepada pejabat-pejabat atau anggota Satgas Saber Pungli ini karena apa yang sudah kami lakukan sejak dibentuk Saber Pungli sekarang sudah mulai menampakan hasilnya," ujar Mahfud ketika membuka rapat kerja Saber Pungli 2022 di Hotel Grand Mercure, Jakarta Pusat, Selasa, (13/12/2022).
Berdasarkan data dari Kepala Satgas Saber Pungli, Komjen (Pol) Agung Budi Maryoto, tim tersebut berhasil menyita uang senilai Rp22,2 miliar selama enam tahun terakhir melalui Operasi Tangkap Tangan (OTT). Dalam OTT pada periode 28 Oktober 2016 hingga 30 November 2022, sudah ada 78.532 orang yang ditetapkan menjadi tersangka.
Dari data itu, Mahfud kemudian mengklaim praktik pungli di kantor-kantor pelayanan publik sudah jauh berkurang. Ia menyebut hal tersebut sebagai dampak dari pemberlakuan praktik digitalisasi.
"Digitalisasi menyulitkan orang untuk memungut pungli atau memberi pungli dengan terpaksa. Sekarang, sudah bisa dibayar pakai top up dan sebagainya. Kalau dulu tidak ada," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu.
Langkah lainnya yang dilakukan oleh pemerintah untuk memberantas pungli yakni dengan pembinaan sumber daya manusia (SDM). Ketiga, penyederhanaan eselon di instansi pemerintah. Langkah keempat, dengan merilis aturan omnibus law.
Dalam sambutannya, Mahfud juga mengaku tidak sepakat bila praktik pungli dan korupsi adalah budaya Indonesia. Mengapa demikian?