Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD turut berkomentar soal ditangkapnya Kapolda Sumatra Barat, Irjen (Pol) Teddy Minahasa Putra, karena dugaan menggelapkan barang bukti narkoba. Barang bukti berupa sabu yang disita, diduga dijual lagi ke bandar narkotika.
Tak pelak citra institusi kepolisian semakin tercoreng di mata publik. Sebelumnya, tingkat kepercayaan publik ke instansi Bhayangkara sudah anjlok lantaran kasus pembunuhan yang melibatkan Ferdy Sambo.
Lalu, ada pula tragedi di Kanjuruhan yang menewaskan 132 jiwa. Polisi disebut ikut bertanggung jawab karena menembakan gas air mata ke tribun penonton.
Mahfud pun memaklumi bila publik semakin kencang mengkritik instansi kepolisian. "Ya, kami maklum publik semakin gencar mengkritik Polri. Karena ditimpa peristiwa beruntun mulai dari kasus Sambo yang paling spektakuler, lalu disusul kasus Kanjuruhan dan yang terakhir Teddy, seorang jenderal bintang dua yang ditangkap karena kasus narkoba," ungkap Mahfud di dalam keterangan video yang dikutip, Senin (17/10/2022).
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu meminta publik untuk tidak selalu berpikir negatif. Sebab, kata dia, kasus Teddy sengaja diungkap untuk menunjukkan ketegasan instansi Bhayangkara.
"Ini juga merupakan bentuk sikap Kapolri untuk menunjukkan kepada seluruh jajaran di Polri bahwa dia bisa bertindak tegas," kata Mahfud.
Bahkan, menurut Mahfud, Kapolri bisa saja tidak mengungkap jaringan peredarannya hingga ke dalam internal kepolisian. Ia dapat memberi instruksi agar penyidikan dan penetapan tersangka dibatasi ke tersangka yang bernama Linda.
Di sisi lain, Mahfud juga menyebut ada sisi positif dari personel Polri yang disebut-sebut paling kaya itu. Apa sisi positif yang dimaksud oleh Mahfud?