instagram.com/maiaestiantyreal
Usai membeberkan jawaban dari sejumlah pertanyaan yang dilontarkan moderator, tibalah saatnya peserta yang bertanya. Peserta bernama El dari Bekasi mengangkat tangan dan diberi kesempatan untuk bertanya.
"Saya langsung bertanya pada Bunda Maia, lebih baik merger label apa indi?"
Maia menegaskan bahwa sangat banyak penyanyi yang memilih indi label namun jika mau lebih ngetop ada jalan lain.
"Bikin sensasi atau halu itu bisa langsung ngetop," kelakarnya.
Usai menjawab satu pertanyaan, moderator kembali membuka kesempatan untuk bertanya. Kali ini Daniel dari Duniaku.com bertanya rentang kondisi saat ini lebih memungkinkan jual musik secara fisik atau streaming service. Sontak, Maia dengan cepat dan tegas menjawab. "Gak!".
Dia kemudian meneruskan penjualan fisik kecuali dibundling dengan perusahaan ayam yang saat ini lebih konsen, selebihnya orang tertarik buka handphone.
"Saya harap pemerintah nantinya bisa menyatukan big data jadi lagu yang dari musisi ada ID-nya sehingga kalau lagunya dipakai maka langsung ke rekening musisi atau langsung narik royalti gak pecah-pecah," paparnya.
Maia kemudian mengungkapkan bahwa tidak pastinya pemasukan musisi sering ditolak bank jika mengajukan kredit. "Meski rekening kita banyak tapi gak dipercaya bank, mereka lebih percaya jika pemasukan stabil tiap bulan," paparnya.
Usai menjawab, moderator kembali membuka pertanyaan dan peserta penasaran dengan eksistensi selama puluhan tahun apakah ada titik jenuh di dunia musik.
Maia menegaskan bahwa saat ini dia di titik jenuh banget. Maia menyadari dia bukan penyanyi sehingga harus mencari penyanyi. Maia kemudian mengungkapkan susahnya menjadi produser.
"Makanya kalau ada artis yang banyak maunya begini begitulah ngurus orang capai mendung ngurus produk. Makanya banyak hal yang kita cari di era sekarang, gak peduli melibatkan rekaman besar asalkan bisa berekreasi sendiri dan manfaatkan sosial media,"katanya.