Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-08-17 at 10.10.56.jpeg
Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka tampak mengenakan baju adat Kerawang Gayo dari Provinsi Aceh saat menghadiri HUT ke-80 RI di Istana Merdeka. (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Intinya sih...

  • Wapres Gibran tampil elegan dengan busana adat Kerawang Gayo yang sarat dengan nilai filosofis.

  • Istri Gibran, Selvi Ananda, memakai baju adat Kurung Klasik Palembang yang anggun dan penuh makna.

  • Pemilihan dua busana adat dari wilayah berbeda ini selaras dengan semangat HUT ke-80 RI untuk bersatu dalam keberagaman budaya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming bersama istrinya Selvi Ananda menghadiri Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (17/08/2025). Gibran dan Selvi tiba sekitar pukul 09.35 WIB dengan didampingi kedua putra-putrinya, Jan Ethes Srinarendra dan La Lembah Manah.

Setibanya di Istana, Wapres beserta keluarga terlebih dahulu menyapa para awak media dan tamu undangan yang telah memenuhi area upacara. Setelah itu, mereka berjalan menuju mimbar kehormatan untuk bersama-sama mengikuti prosesi upacara.

1. Makna baju adat Kerawang Gayo yang dipakai Gibran

Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka tampak mengenakan baju adat Kerawang Gayo dari Provinsi Aceh saat menghadiri HUT ke-80 RI di Istana Merdeka. (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Pada Peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan RI ini, Wapres Gibran tampil elegan dengan balutan busana adat Kerawang Gayo. Pilihan busana ini tidak semata-mata untuk penampilan seremonial, melainkan sarat dengan nilai filosofis yang mendalam.

Warna-warna khas Gayo—merah, hitam, dan emas—mencerminkan tiga makna luhur: mersik (keberanian), lisik (kerajinan), dan unik (ketelitian). Keserasian tampak dari teluk belanga hitam yang dikenakan Wapres, dipadu dengan kain songket merah-emas-hitam yang melingkar sebagai ikat pinggang, serta penutup kepala adat yang kian menegaskan wibawa dan kharisma.

2. Istri Gibran pakai baju adat Kurung Klasik Palembang

Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka tampak mengenakan baju adat Kerawang Gayo dari Provinsi Aceh saat menghadiri HUT ke-80 RI di Istana Merdeka. (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Sementara itu, Ibu Selvi juga tampil anggun dalam balutan pakaian adat Palembang. Baju kurung klasik berwarna merah marun bermotif Benang Emas Pucuk Rebung dan Bunga Tabur, berpadu dengan kain songket emas yang memancarkan pesona mewah namun natural.

Keanggunan Ibu Selvi semakin lengkap dengan hiasan kepala Kesuhun Pak Sangko, menjadikan penampilannya penuh makna, yakni melambangkan kesopanan, kecantikan, kesucian, serta kemakmuran.

Kedua buah hati mereka pun tak kalah menarik perhatian. Jan Ethes tampil serasi dengan sang ayah dalam balutan busana adat bernuansa hitam, sementara La Lembah Manah tampil manis dan anggun mengenakan busana senada dengan sang ibu.

3. Selaras dengan semangat HUT ke-80 RI

Artis Indonesia di upacara penurunan bendera negara sang merah putih pada 17 Agustus 2025 di Istana Merdeka (YouTube.com/Sekretariat Presiden)

Pemilihan dua busana adat dari wilayah berbeda ini disebut selaras dengan semangat HUT KE-80 RI yang mengusung tema “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju.” Sebuah pesan bahwa keberagaman budaya adalah kekuatan untuk bersatu dan maju bersama.

Sebelum upacara dimulai, suasana penuh semangat nasionalisme dibangun melalui alunan lagu-lagu kebangsaan yang dibawakan oleh Gita Bahana Nusantara, paduan suara anak bangsa pilihan dari seluruh penjuru negeri yang dibina langsung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Kemudian, para hadirin juga dibuat terpukau dengan iring-iringan kirab bendera dan teks Proklamasi dari Monumen Nasional ke Istana Merdeka.

Upacara diawali dengan laporan Komandan Upacara, Kolonel Inf. Amril Hairuman Tehupelasury, kepada Presiden Prabowo Subianto selaku Inspektur Upacara. Sesaat kemudian, dentuman meriam sebanyak tujuh belas kali disertai sirene panjang bergema, menandai dimulainya Peringatan Detik-Detik Proklamasi.

Suasana khidmat tercipta ketika Presiden Prabowo membacakan langsung Naskah Proklamasi yang delapan dekade silam dikumandangkan oleh sang Proklamator, Presiden Soekarno. Usai pembacaan, Kepala Negara memimpin seluruh peserta upacara mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para pahlawan bangsa. Selanjutnya, Menteri Agama Nasaruddin Umar memimpin doa yang menghadirkan nuansa syahdu di halaman Istana Merdeka.

Prosesi berlanjut dengan pengibaran Sang Merah Putih oleh Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Tim “Indonesia Berdaulat.” Tugas membawa bendera dipercayakan kepada Bianca Alessia Christabella Lantang dari Sulawesi Utara, didampingi oleh El Rayyi Mujahid Faqih dari Kalimantan Timur sebagai pembentang. Sementara, Farrel Argantha Irawan dari DKI Jakarta bertindak sebagai pengerek dan Arka Bintang Is’adkauthar dari Jawa Timur selaku Komandan Kelompok 8.

Diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya, bendera Merah Putih perlahan naik dan berkibar gagah di langit halaman Istana Merdeka, disambut rasa bangga yang membuncah dari seluruh hadirin. Selepas pengibaran, laporan penutup Komandan Upacara kepada Inspektur Upacara menjadi tanda berakhirnya prosesi sakral Detik-Detik Proklamasi.

Rangkaian upacara berlanjut dengan persembahan lagu “Hari Merdeka” ciptaan Husein Mutahar oleh Gita Bahana Nusantara. Pada upacara tahun ini, turut hadir para pelajar dari Sekolah Rakyat untuk bernyanyi bersama, menghadirkan suasana semakin semarak sekaligus menambah kekhidmatan perayaan kemerdekaan.

Editorial Team