Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mas Dhito saat melakukan kampanye di Desa Jati, Kecamatan Tarokan. (dok. Pemkab Kediri)
Mas Dhito saat melakukan kampanye di Desa Jati, Kecamatan Tarokan. (dok. Pemkab Kediri)

Kediri, IDN Times - Calon bupati Kediri nomor urut 02, Hanindhito Himawan Pramana menyampaikan pihaknya bakal mendirikan rumah sakit di wilayah barat Sungai Brantas.

Pria yang akrab dipanggil Mas Dhito tersebut menilai wilayah ini telah memiliki bandara yang harus didukung fasilitas kesehatan rumah sakit. 

1. Memperhatikan kebutuhan masyarakat

Mas Dhito saat melakukan kampanye di Desa Jati, Kecamatan Tarokan. (dok. Pemkab Kediri)

Mas Dhito mengungkapkan, dalam merumuskan program, dirinya sangat memperhatikan kebutuhan dari masyarakat. Ada beberapa cara alternatif yang bisa dilakukan untuk merealisasikan janji tersebut. Salah salah satunya adalah dengan menggandeng pihak swasta. 

Di sisi lain, warga yang berada di wilayah barat sungai kejauhan untuk menjangkau rumah sakit yang rata-rata berada di timur Sungai Brantas. 

"Untuk daerah barat sungai 5 tahun ke depan Insyaallah ada rumah sakit yang kita dirikan," kata Mas Dhito saat melakukan kampanye di Desa Jati, Kecamatan Tarokan, Selasa (15/10). 

2. Menaikkan RSKK menjadi Tipe A

Mas Dhito saat melakukan kampanye di Desa Jati, Kecamatan Tarokan. (dok. Pemkab Kediri)

Kemudian, Mas Dhito juga menyebut bahwa pada periode pertamanya, tengah dilakukan pembangunan gedung baru Rumah Sakit Kabupaten Kediri (RSKK) untuk dinaikkan kelas menjadi Tipe A. 

Rencana menaikkan kelas RSKK menjadi tipe A itu berlandaskan pada keprihatinan Dhito saat ini, dimana warga yang membutuhkan rujukan harus ke luar daerah. "Saya berharap warga kita kalau butuh dirujuk bisa ke RSUD Pelem Pare (RSKK), " ungkapnya. 

3. Warga mendukung rencana pembangunan rumah sakit

Mas Dhito saat melakukan kampanye di Desa Jati, Kecamatan Tarokan. (dok. Pemkab Kediri)

Rencana Mas Dhito membangun rumah sakit di Barat Sungai Brantas itu pun mendapat dukungan positif warga. Salah satunya adalah Suci, warga Desa Tarokan. 

Bagi warga di desa Suci terutama yang tinggal di pegunungan, perjalanan untuk menuju ke rumah sakit saat ini terlalu jauh. Bahkan, orang tua yang sakit dan harus dibawa ke rumah sakit ada yang meninggal dunia karena jauhnya perjalanan. 

Kondisi itu diperparah dengan kebiasaan masyarakat di daerah pegunungan yang baru mau membawa ke rumah sakit ketika dirasa sudah cukup parah. "Harapannya (dengan dibangun rumah sakit di Barat Sungai Brantas) yang sakit bisa mendapatkan pertolongan lebih cepat," ucapnya. (WEB)

Editorial Team