Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo akhirnya bersedia menerima dan bertemu dengan perwakilan massa Aksi Kamisan pada Kamis (31/5). Momen itu sangat dinanti, sebab hal tersebut menjadi tujuan awal massa menggelar aksi di depan Istana Negara setiap pekan.
Massa yang mengenakan pakaian serba hitam akan melakukan aksi diam dan membawa payung dengan warna serupa. Kini berbarengan dengan peringatan 20 tahun Reformasi, Jokowi bersedia menemui perwakilan yang merupakan keluarga atau korban pelanggaran HAM di masa lalu.
Tetapi, bagi Komisi Untuk Orang Hilang dan Kekerasan (KontraS), pertemuan dengan mantan Gubernur DKI itu pada Kamis kemarin bukan suatu hal yang istimewa. Sebab, Jokowi sudah sejak awal menjanjikan penuntasan kasus-kasus HAM berat di masa lalu akan menjadi bagian dari program kerjanya.
Sebagai bukti, hingga saat ini hanya bisa dihitung menggunakan jari berapa kasus pelanggaran HAM yang diusut oleh pemerintahan Jokowi-JK.
Aktivis HAM yang juga pernah menjadi Ketua KontraS, Haris Azhar, bahkan tegas mengatakan pertemuan yang dilakukan Jokowi dengan perwakilan massa aksi Kamisan sekedar gimmick demi kepentingan pemilu 2019.
Benar kah hal itu?