Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Selain itu, BMKG juga menganalisa ada gejala berkembangnya anomali iklim La Nina di Indonesia. BMKG memprediksi, La Nina terjadi pada Desember 2021.
Dwikorita mulanya menjelaskan mengenai El Nino. Menurutnya, saat ini kondisi El Nino dalam keadaan normal.
"Nah, dari hasil analisis BMKG, baik El Nino Southern Oscillation atau pun Indian Ocean Dipole sama-sama dalam keadaan netral, jadi kondisinya saat ini masih netral," ujar Dwikorita dalam konferensi pers virtual, Kamis (26/8/2021).
Dwikorita menjelaskan, El Nino Southern Oscillation dan Indian Ocean Dipole memiliki pengaruh besar dalam faktor iklim di Indonesia. Keduanya mempengaruhi dalam variabilitas curah hujan.
"Terutama pada skala waktu inter annual, antar-antar tahun ya," ucapnya.
Dwikorita melanjutkan mengenai parameter iklim global yang terjadi di Indonesia. Dalam parameter itu, ada gejala terjadinya La Nina.
"Gejala atau peluang bahwa kondisi netral tersebut akan berkembang menjadi La Nina pada akhir tahun 2021 yaitu diperkirakan di sekitar bulan Desember ya," kata dia.
Bila La Nina terjadi, curah hujan diprediksi naik. La Nina dapat meningkatkan lonjakan aliran massa udara basah yang berasal dari Samudra Pasifik menuju perairan di Indonesia.
"Tahun lalu meningkat 40 persen, bahkan di beberapa wilayah sampai 80 persen. Ini peluang akan terjadi kembali di akhir tahun nanti," ujarnya.