Masyarakat Panic Buying, Pemerintah akan Batasi Jumlah Pembelian

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta masyarakat untuk tidak panik menghadapi virus corona atau COVID-19. Airlangga juga mengingatkan agar masyarakat tidak panic buying karena virus corona sudah masuk di Indonesia.
Usai Presiden Jokowi mengumumkan kasus virus corona pertama di Indonesia, masyarakat pun langsung memenuhi pusat perbelanjaan. Kenaikan aktivitas belanja itu dikenal dengan panic buying atau membeli barang dalam jumlah banyak karena panik atas suatu peristiwa tertentu.
1. Pemerintah akan batasi pembelian di supermarket
Karena kepanikan masyarakat yang langsung memborong kebutuhan sehari-hari di supermarket, Airlangga menuturkan, nantinya pemerintah akan membatasi pembelian di supermarket agar masyarakat belanja secukupnya. Kendati begitu, pemerintah tetap menjamin ketersediaan barang.
"Salah satu juga tentu di supermarket bisa pembatasan jumlah," ujar Airlangga di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (3/3).
2. Airlangga minta masyarakat belanja secukupnya
Airlangga meminta masyarakat untuk tidak panic buying karena ketersediaan sembako serta obat-obatan dijamin tersedia. Ia mengatakan, pemerintah telah berkomunikasi dengan asosiasi-asosiasi terbaik agar barang-barang di supermarket tetap tersedia.
"Jadi kita tidak perlu untuk membeli dengan jumlah yang banyak dan juga posisinya cukup tersedia, cukup aman sehingga perlu dibeli secukupnya saja," kata Airlangga.
3. Jokowi minta menterinya utamakan distribusi
Menurut Airlangga, dalam rapat di Istana, Presiden Jokowi memerintahkan agar distribusi barang diutamakan. Terutama menjelang masuknya bulan puasa.
"Baik itu barang yang berasal dari dalam negeri maupun barang yang perlu diimpor apalagi juga kita mempersiapkan diri untuk menjelang bulan puasa nanti," ungkap Airlangga.
Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini IDN Times App