(ANTARA FOTO/Dewanto Samodro)
Sejak pertama kali mengetahui adanya virus corona, menurut Anies jumlahnya mulai terus meningkat. Namun, pada saat itu Pemprov DKI Jakarta tidak diizinkan melakukan pengujian sehingga haus mengirimkan seluruh sampel dari setiap kasus yang dimiliki ke laboratorium nasional yang dikendalikan pemerintah pusat.
"Pada waktu itu saya memutuskan untuk go public dan saya katakan kami telah memantau. Hal itu langsung ditanggapi Kementerian (kesehatan) yang mengatakan kami tidak memiliki kasus positif," jelas Anies.
Memang, sebelum kasus COVID-19 pertama dipublikasikan, pemerintah pusat baik Jokowi, Wakil Presiden Ma'ruf Amin, maupun sejumlah menteri masih menampik adanya virus itu di Indonesia.
Bahkan, pemerintah pusat sempat akan membayar influencer sebesar Rp72 miliar demi menarik minat wisatawan ke Indonesia agar sektor pariwisata tidak terpukul.