Beijing, IDN Times - Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, menghadiri pertemuan tingkat menteri yang digelar oleh Partai Komunis China. Acara tersebut dihadiri ratusan pemimpin dunia dari Asia dan Afrika.
Pertemuan tingkat menteri ini digelar di Diaoyutai State Guesthouse, di Distrik Haidan, Beijing, China, pada Kamis (10/7/202) sekitar pukul 15.00 waktu setempat. Acara dihadiri oleh sejumlah pejabat teras Partai Komunis China.
Pertemuan tingkat menteri bertajuk Global Civilization Dialogue Ministerial Meeting merupakan inisiatif Presiden China Xi Jinping dan Partai Komunis China sejak beberapa tahun terakhir ini untuk menyuarakan perdamaian dunia.
Dengan busana bernuansa merah, Megawati tiba di Ball Room Diaoyutai State Guesthouse. Ia terlihat didampingi sejumlah elite PDI Perjuangan, seperti Ahmad Basarah, Olly Dondokambey, Dewan Pakar BPIP, Darmansjah Djumalah serta pengamat pertahanan Connie Rahakundi Bakrie.
Bagi Megawati, pertemuan ini bukan sekadar pertemuan antara tokoh-tokoh dan pemimpin bangsa di dunia, tetapi juga menjadi panggilan hati nurani bagi siapa pun yang merindukan dunia yang berkeadilan dan berkeadaban.
"Bagi saya pribadi dan bagi rakyat Indonesia, acara ini tidak sekadar pertemuan antara tokoh-tokoh pemimpin bangsa. Pertemuan ini adalah panggilan hati nurani bagi siapa pun yang merindukan dunia yang berkeadaban dan berkeadilan," kata Ketua Umum PDI Perjuangan itu.
Dalam pidatonya, Megawati juga dengan lantang menyuarakan kembali pidato Presiden Sukarno dalam sidang PBB pada 1960 silam. Dalam pidato itu, Sukarno menyuarakan, dunia lama yang dibangun di atas kapitalisme yang eksploratif, kolonialisme dan imperialisme harus benar-benar digantikan dengan tata dunia yang baru.
Megawati lantas menjelaskan maksud dunia baru yang diinginkan Presiden Sukarno. Ia mengatakan, dunia yang baru adalah dunia yang dibangun di atas nilai-nilai luhur kemanusiaan.
"Dunia yang bukan ditentukan oleh siapa yang paling kuat," ujar Megawati dengan lantang saat berpidato dihadapan ratusan pemimpin dunia.
Dalam forum itu, Megawati juga mengatakan, Presiden Sukarno telah menyuarakan falsafah Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia.
"Pancasila bukan hanya doktrin nasional untuk bangsa Indonesia tapi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat digunakan sebagai kerangka etika global," kata Ketua Umum PDI Perjuangan itu.