Jakarta, IDN Times - Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri, menantang Panglima TNI, Laksamana TNI Yudo Margono, untuk menambah jumlah kapal perang jenis korvet buatan dalam negeri.
Namun, ketika ditanyakan itu, Yudo disebut Megawati justru terdiam. Padahal, kata dia, penambahan armada kapal perang buatan dalam negeri bukan persoalan sulit.
"Kalau ini sudah bisa dibuat oleh anak bangsa, kira-kira berapa lagi yang mau dibuat? Lalu, Pak Yudo nya diam. Saya kemudian bilang 'saya kan ketua umum partai. Terus di sini kan ada Ketua DPR. Ada yang namanya Pak Olly Dondokambey (Bendum PDIP). Jadi, kan bisa bicara dong urusan anggarannya.' Beliau langsung senyum-senyum," ungkap Mega di Jakarta Utara, Kamis (1/6/2023) malam.
"Saya pikir masuk ini (programnya)," tutur dia.
Dalam sambutannya itu, Megawati menyebut, publik lupa Indonesia merupakan negara kepulauan. Maka, angkutan laut menjadi fasilitas yang penting.
"Negara kita ini adalah the biggest archipelago in the world," katanya.
Dia mengingatkan negara-negara yang memiliki alutsista hebat merupakan negara benua, bukan kepulauan. Sehingga, kata Megawati, seharusnya Indonesia sudah mampu memproduksi sendiri alutsistanya.
Apalagi, kata Megawati, ketika ia diberikan kepercayaan memimpin Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), orang-orang pintar di Tanah Air berlimpah.
Pernyataan Megawati itu disampaikan di sela peresmian KRI Bung Karno-369 sebagai kapal perang kepresidenan. Ini merupakan kapal perang jenis korvet pertama yang diproduksi dalam negeri. Korvet sebelumnya masih dibuat di Belanda.