Stres merupakan sesuatu yang sering menjangkiti penduduk di kota besar. Stres seringkali diabaikan karena dianggap tidak sepenting kesehatan fisik.Terkait stres di kota besar, tahun lalu dinas Sosial Pemda DKI menjaring 2.283 penderita sakita jiwa di jalanan, meningkat 668 orang dari tahun sebelumnya. Angka ini ibarat puncak gunung es. Jumlah penderita gangguan Jiwa di Jakarta sesungguhnya jauh lebih tinggi karena sebagian besar dirawat oleh keluarga dan tidak tercatat di Dinas Sosial.
Sementara itu, penelitian terbaru oleh Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) menunjukkan bahwa persentase penderita stress di Jakarta juga sangat tinggi. Sekitar 49 persen wanita, dan 39 pria di Jakarta menderita stres. Selain karena pekerjaan yang menumpuk, keluhan akan kurangnya fasilitas umum (Fasum) dan fasilitas sosial (Fasos) juga jadi penyebab terjadinya ketegangan sosial. Kelangkaan ruang yang sehat untuk bersoalisasi, olahraga, belajar, berkesenian dan berbagai aktivitas lainnya, bisa memicu ketegangan dan stres. Sewajarnya, manusia sebagai makhluk sosial memang membutuhkan interaksi yang baik –sesuatu yang sulit diberikan kota besar-. Namun bagaimana lagi, kota besar bak gula yang menjanjikan kehidupan yang lebih sejahtera.