IDN Times/Linda Juliawanti
Titik kerusuhan yang pertama adalah Universitas Trisakti. Peristiwa kerusuhan ini dikenal sebagai Tragedi Trisakti. Tragedi Trisakti dikenal masyarakat karena penembakan yang terjadi oleh aparat kepada empat mahasiswa. Peristiwa penembakan terjadi pada 12 Mei 1998. Penembakan terjadi terhadap mahasiswa demonstrasi yang menuntut turunnya Presiden Soeharto dari jabatannya.
Kejadian menyesakkan itu harus menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti, di antaranya Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto (1977-1998), Hafidin Royan (1976-1998), dan Hedriawan Sie (1975-1998). Peluru tajam yang mengenai area vital dari kepala, tenggorokan, dan dada menewaskan mereka seketika.
Saat itu, para mahasiswa akan melakukan aksi demonstrasi di Gedung DPR/MPR RI, dan mahasiswa Universitas Trisakti menjadi salah satunya. Saat akan melakukan aksi damai, para mahasiswa Universitas Trisakti dihadang oleh blokade Polri dan militer. Meski telah mencoba bernegosiasi, rupanya peristiwa baku tembak tak bisa dihindarkan.
Sore harinya, mahasiswa memutuskan bergerak mundur, namun diikuti gerakan maju aparat keamanan yang mulai menembakkan peluru ke arah mahasiswa. Mendengar tembakan dari aparat, mahasiswa pun panik dan berpencar. Sebagian ada yang berlindung di Universitas Trisakti. Meski begitu, aparat terus melakukan tembakan, sehingga mengakibatkan empat mahasiswa tewas dan beberapa luka-luka, sehingga harus dilarikan ke RS Sumber Waras.
Walau aparat membantah telah melakukan penembakan terhadap beberapa mahasiswa, tetapi hasil autopsi tak bisa berbohong, dan menyatakan kematian akibat dari peluru tajam yang menembus tubuh mereka.