
ANTARA FOTO/Galih Pradipta
IDN Times pun mencoba menelusuri aliran sungai Ciliwung dari Kampung Pulo, Pintu Air Manggarai hingga ke Pintu Air Karet. Di daerah Kampung Pulo sampah memang tidak begitu terlihat kentara. Hanya terlihat sejumlah pohon-pohon bambu yang tersangkut di antara tiang jembatan. Beberapa warga terlihat memilah sampah di sekitar bantaran sungai.
Begitu pula di daerah Pintu Air Manggarai. Beberapa petugas dari UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup tampak membersihkan sisa-sisa sampah di Pintu Air Manggarai. Tampak satu rumpun pohon bambu utuh sedang berusaha diangkat petugas menggunakan alat berat.
"Kalau di sini gak cepat diangkat bisa banjir, kalau tahun lalu sampahnya gak sebanyak sekarang, makanya kami di sini terus mantau kondisi Pintu Air," kata Rohmat.
Saat ditemui, terlihat beberapa petugas berjibaku membersihkan sampah yang tersangkut di dalam Pintu Air Manggarai. Rohmat bercerita kalau sampah sudah masuk ke dalam pintu air, maka mau tidak mau petugas harus nyemplung ke sungai yang cukup deras agar sampah bisa diangkut menggunakan backhoe.
"Kalau sampah sudah masuk pintu air, mau gak mau kita harus (mengangkatnya) manual. Itu tantangannya," kata dia.
Skenario terburuk, kalau sampah sudah tidak bisa diangkut, maka mereka terpaksa menghanyutkannya. Rohmat kemudian akan memberitahu petugas pintu air berikutnya untuk siap mengangkut. Pintu air berikutnya yakni pintu Air Karet.
"Jadi kalau kita lihat ini kondisinya gak mungkin diangkut, pintu air dibuka, nanti petugas di Pintu Air Karet yang ngangkut," katanya lagi.