Oleh Fariz Fardianto
SEMARANG, Indonesia — Sang surya mulai terbenam, namun Safira Milenia masih sibuk berlatih vokal di rumahnya, Kampung Tamtama Timur, Jangli, Kecamatan Candisari, Semarang, pada Selasa 27 Maret 2018.
Berulang kali ia melatih pernapasannya. Keinginannya untuk tampil dalam acara pentas seni di YPAC Kota Semarang begitu menggebu. "Belakangan ini saya sibuk latihan nyanyi biar bisa tampil maksimal pas pentas seni Kamis besok, Mas," kata Safira, begitu ia akrab disapa saat berbincang dengan Rappler.
Dara 18 tahun ini berujar, acara pentas seni di sekolahnya merupakan sebuah momentum istimewa. Pasalnya, acara tersebut bisa menjadi tolak ukur bagi dirinya untuk menunjukkan kemampuan di bidang tarik suara.
Atik Azis, ibunda Safira mengatakan perkembangan yang dialami Safira cukup pesat. Anaknya sejak kecil merupakan penderita cerebral palsy, sebuah penyakit langka yang mengakibatkan organ tubuh anaknya kaku bak kayu.
"Ketika usia 15 bulan, dia kena virus langka sehingga membuat susah menggerakan semua tubuhnya. Setelah check-up ke dokter di Surabaya, baru ketahuan kalau dia kena ceby (cerebral palsy)," ujar Atik.
Berbagai macam terapi pun dijalani Safira. Perlahan namun pasti, kesehatanya mulai membaik. Kedua kakinya mulai bisa digerakan pelan-pelan.
Menapaki usia 5 tahun menjadi tantangan terberat bagi dirinya. Selain dicibir keluarganya, Atik bercerita sejumlah hambatan dialami Safira saat bersekolah. Saat duduk di Sekolah Dasar misalnya, Safira kerap dicemooh gurunya.
"Dulunya SDN Kadipaten 3 Bojonegoro. Tapi karena ndak tahan melihat dia diejek sama gurunya, pas kelas lima saya pindahkan dia ke Semarang. Allhamdullilah perkembangannya sangat pesat," kata perempuan 53 tahun tersebut.